Penulis injil Lukas kembali menekankan otoritas dan kesahihan peran Yesus sebagai Juruselamat. Kali ini, si penulis menceritakan perihal ritus sunat sekaligus pemberian nama yang dilakukan pada saat Yesus berumur delapan hari. Hal ini persis seperi yang juga dilakukan kepada Yohanes Pembaptis. Bedanya, pada saat ini pemberian nama bagi Yesus memang sudah ditujukkan untuk menkankan peran-Nya. Nama ‘Yesus’ itu sendiri adalah kata Yunani untuk kata yasha dalam Bahasa Ibrani yang berarti ‘pertolongan’, ‘pembebasan’, ‘penyelamatan’. Inilah makna nama yang bukan sekadar doa atau harapan dari orang tua bagi anaknya, melainkan sebagai pengukuhan identitas-Nya yang sejati yang ada Juruselamat.
Penegaskaan tentang peran Yesus Kristus itu pun semakin diperkuat oleh si penulis injil Lukas dengan menceritakan pengalaman orang saleh, seperti Simeon. Bahkan, secara lugas Simeon diperkenalkan sebagai orang yang benar dan saleh. Nampaknya ia pun sudah mengetahui tentang kehadiran Yesus Kristus ke dunia untuk menggenapi nubuatan mesianik. Itulah mengapa, Simeon, selain diperkenalkan sebagai orang yang menantikan penghiburan bagi Israel, juga ditegaskan telah mendapatkan penyataan tentang hadirnya sang Juruselamat oleh Roh Kudus. Melalui kehadiran orang-orang seperti Simeon di dalam catatannya ini, penulis injil Lukas telah mengaskan bawha sosok Yesus Kristus yang sedang ia persaksikan merupakan penggenapan yang benar. Sesuai nama-Nya, Dialah sang Juruselamat, Yesus.
Setiap umat Tuhan tentu sudah mengetahui dengan pasti perihal nama Yesus. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa sudah pasti tahu nama Yesus sebagai Juruselamat. Namun, firman Tuhan yang menyapa kita pada hari ini dapat kita maknai sebagai ajakan untuk sungguh-sungguh menggumuli cara dan kondisi hati dalam memperlakukan-Nya? Apakah kita sudah cukup optimal membentuk hati dan sikap hidup yang memperlakukan Nama-Nya yang agung itu sesuai dengan peran-Nya, sang Tuhan, sang Juruselamat? Atau, jangan-jangan kita masih terlalu sembarangan memperlakukan-Nya melalui cara hidup yang justru melukai Diri-Nya?