Manusia adalah makhluk sosial. Ia tidak bisa ada dan hidup tanpa kehadiran orang lain. Manusia adalah makhluk relasional. Ia tidak bisa hidup tanpa relasi dengan orang lain.
Menjadi makhluk sosial dan makhluk relasional bukanlah tanpa masalah, sebab justru dengan dua fungsi itu seringkali menimbulkan konflik dengan sesama, timbul sengketa dan pertengkaran. Sengketa dan pertengkaran ini menjadi sebuah realitas keseharian manusia yang kemudian merusak relasi sosial dengan sesama. Ketika relasi sosial itu rusak, dampak kerusakan lanjutannya ialah rusaknya dunia sosial, misalnya merusak hubungan suami-istri, orangtua dan anak; merusak hubungan dengan rekan kerja,
Pertanyaannya kemudian ialah di mana sebenarnya sumber masalah tersebut? Menurut Yakobus, itu berasal dari hawa nafsu yang saling berjuang di dalam tubuhmu. Apa itu hawa nafsu? Nafsu adalah keinginan, dorongan hati yang kuat, maknanya tentunya positif. Sedangkan Hawa nafsu maknanya negatif, yaitu dorongan hati yang kuat untuk berbuat yang kurang baik.
Pertanyaannya kemudian ialah bagaimana menghubungkan perihal manusia yang dalam dirinya ada hawa nafsu yang terus menerus juga membangun relasinya dengan sesama dalam realitas yang tak dapat disangkali bahwa hidup manusia itu sementara saja?
Hidup manusia yang sementara itu alias tidak abadi digambarkan oleh pemazmur seperti debu, seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu (Mazmur 90). Kematian ialah ketika anak-nanak manusia kembali menjadi debu, saat dimana Allah mengembalikan manusia kepada debu tanah. Itulah hidup manusia yang sementara itu.
Lalu apa yang dapat kita lakukan dalam hidup kita yang hanya sementara ini?
Dalam bacaan kita memberikan beberapa hal yang dapat kita lakukan dalam hidup kita ini : tunduk kepada Allah: tunduk berarti menyerahkan semua perkara yang terjadi ke dalam tangan kuasa Tuhan; mendekat kepada Allah, artinya membaca Alkitab, merenuangkan Firman-Nya dan berdoa .. menyadari kemalangan, berduka dan meratap,artinya setiap hari memikirkan dan mengevaluasi hidup kita dan juga merendahkan diri di hadapan Tuhan.artinya menyadari dan menerima bahwa kita tidak sempurna.
Karena itu para sahabat Alkitab, dalam menjalani kehidupan kita yang hanya sementara ini, mari kita terus membangun relasi yang baik dengan sesama dan dengan Allah.
Salam Alkitab Untuk semua