Pembangunan Kembali bait suci oleh bangsa Yahudi terhenti karena adanya gangguan keamanan dari bangsa-bangsa di sekitarnya. Hal tersebut membuat orang Yahudi kehilangan semangat dan tidak lagi menjadikan pembangunan bait suci sebagai prioritas mereka. Sebaliknya mereka justru lebih memilih mendandani rumah kediaman mereka. Pilihan itu ternyata menempatkan mereka dalam sikap tidak taat dan menghadirkan berbagai kesukaran berupa kekurangan dalam berbagai bidang kehidupan (pasal 1)
Melalui nabi Hagai, Allah mengajak bangsa Yahudi untuk berefleksi. Refleksi yang pertama yaitu memperhatikan keadaan mereka sebelum bait suci dibangun kembali dari reruntuhannya (16). Atas ketidaktaatan itu, Allah menegur bangsa Yahudi dengan mengijinkan mereka hidup dalam keadaan kekurangan pangan dan Infrastruktur yang rusak (17-18).
Refleksi yang kedua, Allah mengajak bangsa Yahudi untuk melihat kondisi mereka yang dipulihkan ketika mereka taat terhadap perintah Tuhan dengan mulai membangun kembali bait suci. Tuhan memberikan janji berkat (19-20).
Berbagai tuntutan dan beban hidup, mungkin telah membuat kita kehilangan semangat dan fokus dalam membangun “bait suci” kita yaitu hidup bersekutu dengan Tuhan. Kita tidak lagi memiliki waktu atau bersedia menyisihkan waktu untuk mendengar suara Tuhan. Kita lebih fokus mengejar materi kehidupan dunia.
Hari ini Tuhan mengajak kita untuk berefleksi. Jika kita ingin mengalami janji berkat Tuhan, mari melihat ke dalam diri kita :
1. Perhatikanlah apakah kita lebih fokus terhadap hal-hal yang bersifat jasmani/lahiriah?
2. Perhatikanlah bagaimana hidup kerohanian kita. Sudahkah kita taat terhadap perintahNya?
Sahabat Alkitab, Tuhan tidak pernah mengingkari janjiNya, bila hari ini Ia berkata Aku akan memberi berkat, itu pasti akan ditepatinya, tetapi persembahkanlah lebih dahulu hidup yang penuh ketaatan.
Salam alkitab untuk semua