Minyak wangi atau parfum adalah salah satu instrumen penampilan yang cukup digemari banyak orang dalam membentuk serta memberikan penegasan terkait identitasnya di tengah khalayak ramai. Bahkan, salah satu dampak yang dapat dihasilkan dari pengguaan parfum adalah meningkatkan emosi positif hingga meningkatkan kepercayaan diri pada si pengguna. Itulah mengapa, tidak mengherankan banyak pembuat parfum yang berani memberikan harga tinggi untuk setiap produknya karena mereka meyakini akan kualitas pengalaman yang akan didapatkan para pembeli dari produk tersebut. Tidak sedikit juga orang yang rela mengeluarkan sejumlah uang, bahkan dalam skala yang cukup besar, untuk mendapatkan parfum kesukaannya.
Kehadiran meja pembakaran ukupan dan minyak urapan dalam ritus bangsa Israel pun memiliki peranan yang cukup signifikan. Kehadiran wewangin dalam peribadahan tidak hanya sebagai pelengkap tetapi juga menjadi media yang menolong umat untuk semakin menghayati praktek ritus yang sedang mereka lakukan. Secara simbolis, wewangian juga menjadi ‘suara’ atau sapaan dari umat untuk menyenangkan TUHAN. Tentu saja, hal ini menjadi sebuah simbol ugnkapan hati dari setiap umat yang melakukan peribadahan. Wewangian sejati yang menyenangkan hati TUHAN tentu bukanlah asap dari bakaran kayu-kayu atau tumbuhan wangi secara indera penciuman manusia, melainkan adalah kualitas hati dari setiap umat-Nya.
Sahabat Alkitab, sekarang marilah kita merenungkan ulang mengenai kualitas hati dari setiap kita di hadapan TUHAN. Apakah, hati kita dapat menghasilkan ‘wewangian’ yang menyenangkan hati TUHAN atau justru sebaliknya? Wewangian hati dari setiap umat TUHAN dapat dirusak oleh setiap kepahitan hati, dendam, kebencian maupun kehendak jahat yang tidak dapat ditanggulangi secara bijak.