Yesus memasuki Yerusalem. Perjalanan ini adalah penggenapan dari nubuatan tentang diriNya (Markus, 10:33-34). Untuk masuk ke Yerusalem, Yesus memerlukan seekor keledai muda yang belum pernah ditunggangi. Para murid tidak menemukan kesulitan mendapatkan keledai tersebut. Semuanya terjadi, tepat seperti yang Yesus telah gambarkan. Dengan duduk diatas keledari, Yesus memasuki Yerusalem dan orang-orang menyambutNya dengan menebarkan pakaian dan ranting-ranting hijau di jalan. Cara penyambutan yang sudah mentradisi di kalangan orang Yahudi untuk menghormati seorang tokoh terkenal. Yesus pada saat itu telah dikenal sebagai tokoh yang melakukan banyak mujizat dan orang Yahudi menaruh harapan padaNya.
Kekejaman pemerintahan romawi yang sedang dihadapi oleh orang-orang Yahudi, menghasilkan seruan bermakna harapan, “Hosana, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan” Yesus yang datang itu, diharapkan membawa kelepasan terhadap tirani romawi.
Dalam diriNya, Yesus pun memiliki harapan. Di saat rasa lapar melandaNya. Ia melihat dan mendatangi pohon ara yang berdaun lebat. Tetapi sayang, IA tidak mendapatkan apa yang dicariNya. Lalu apa maksud Yesus terhadap pohon ara tersebut?, bila hanya mencari buah ara untuk menutupi rasa laparNya, mengapa Yesus samapai mengutuk pohon tersebut?
Keledai muda dan pohon ara, keduanya dipakai Yesus. Di saat diperlukan keledai muda dapat memenuhi harapan Yesus. Keledai menghantar Yesus memasuki Yerusalem dan disambut dengan gegap gempita. Tetapi pohon ara tidak dapat memenuhi harapan Yesus akan makanan untuk mengatasi rasa laparNya .
Manusia, adalah karya masterpieceNya Allah. Yang diciptakan serupa dan segambar dengan Allah. Dalam diri manusia, Allah meletakan harapanNya yaitu dalam hidupnya, manusia, harus menghasilkan buah yang sesuai dengan pertobatannya. Buah hasil pertobatan itulah yang menghadirkan sorak-sorai, bagi kemuliaan Sang Pencipta. Nama Tuhan ditinggikan dan membawa kelepasan bagi mereka yang belum mengenal Yesus. Hidup kita harus berbuah bagi Allah dan itu tak perlu menunggu musim yang tepat. Kita harus selalu siap kapanpun Tuhan memerlukanNya.
Salam Alkitab Untuk Semua.