Untuk kesekian kalinya kita menemukan posisi perempuan yang rentan dalam narasi Abraham. Bahkan, pada pasal sebelumnya kita dapat melihat tindakan Lot yang menawarkan anak perempuannya untuk menyelamatkan para tamu dan sekarang Abraham secara sengaja untuk kedua kalinya menempatkan Sara pada posisi yang ‘terjual’. Nampaknya pengalaman di tanah Mesir tidak membangun pemahaman yang baru baginya untuk memperlakukan Sara sebagaimana mestinya. Abraham juga tidak menyadari bahwa tindakannya tersebut hanya mendatangkan rasa aman bagi dirinya sendiri, namun mendatangkan celaka bagi Sara dan juga orang lain, dalam hal ini Abimelekh.
Abraham mungkin merasa aman dengan menyebarkan kabar bahwa Sara adalah saudaranya. Namun, Sara, istrinya yang sah, justru berada dalam ketidaknyamanan, kekecewaan, kesendirian dengan kemungkinan yang sangat besar untuk mengalami celaka. Sedangkan, Abimelekh raja Gerar, pun secara tidak sadar terseret masuk ke dalam ruang yang mengancam keselatannya karena telah yang mempersunting Sara. Dan, untuk kesekian kalinya kita juga melihat intervensi Allah untuk mengubahkan celaka menjadi berkat bagi semua pihak yang terlibat dalam narasi ini, secara khusus bagi Sara dan Abimelekh. Meski demikian, intervensi Allah tidak menjadi bentuk monopoli Ilahi atas jalannya kehidupan mereka. Allah tetap memberikan pilihan bagi manusia untuk bertindak, secara khusus bagi Abimelekh untuk mengubah tindakannya terhadap Sara. Abimelekh sedang berada pada pilihan untuk mengambil keputusan yang terbaik di tengah situasi yang tak terduga saat itu.
Sahabat Alkitab, setiap kita selalu memiliki pilihan untuk bertindak dan kita juga perlu menyadari konsekuensi atau dampak yang ditimbulkan dari masing-masing pilihan. Hal itu diperlukan agar kita tidak masuk ke dalam sebuah penyesalan.
Salam Alkitab Untuk Semua