Apakah anda pernah menyaksikan video mengenai seorang mempelai pria yang berdiri di depan altar gereja disertai dengan pipihi yang bahas oleh air matanya sendiri pada saat menunggu sang mempelai perempuan memasuki ruang ibadah? Atau, anda mungkin pernah menyaksikannya secara langsung? Itu adalah salah satu luapan emosi yang begitu penuh dengan haru, harap, sukacita dan mungkin saja, banyak pertanyaan tentang perjalanan hidup ke depan bersama sang kekasih hati. Di tengah momen yang seperti itu, biasanya waktu seolah berputar menjadi lebih lambat yang menolong para mempelai mampu menikmati setiap detik yang begitu istimewa. Mereka dimampukan untuk memerhatikan kehadiran kekasihnya dengan begitu rinci, mulai dari kaki hingga ujung kepada. Kurang-lebih, momen seperti inilah yang muncul sebagai latar penulisan Kidung Agung 7.
Mempelai pria sedang menikmati momen berharga dari kehadiran sang mempelai perempuan, hingga setiap ketukan langkah kaki, tiap lekukan dan hembusan aroma tubuh si perempuan pun menjadi begitu berharga untuk dia nikmati secara serius. Itulah mengapa kita melihat rangkaian kata yang menunjukkan bahwa mempelai pria memberikan perhatian penuh atas kehadiran sang mempelai perempuan. Tidak ada bagian yang terluput darinya. Semua sisi di semua bagian menjadi incaran utama perhatiannya yang penuh cinta dan ketulusan.
Sahabat Alkitab, nilai perenungan dari Kidung Agung ini telah menunjukkan kepada kita bahwa memberikan perhatian atas kehadiran tiap orang terkasih di dalam kehidupan kita adalah penting dan diperlukan. Ada kalanya, relasi yang kita bangun, entah sadar maupun tidak, sudah terjebak pada kebiasaan yang minim pemaknaan dan rutinitas yang minim pehaitan. Kita menganggap kehadiran para orang terkasih sebagai hal yang biasa saja terjadi. Sampai akhirnya kita tidak menyadari bahwa ada banyak perubahan pada dirinya, ada masalah yang dia gumuli dengan hebat dan banyak emosi terpendam yang membebaninya. Firman TUHAN hari ini pun mengajak kita untuk kembali memberikan perhatian penuh pada kehadiran tiap orang terkasih di sekitar kita. Nikmatilah setiap momen pertemuan dan keterhubungan yang masih dapat anda miliki, sekalipun itu terjadi dalam bentuk virtual. Kiranya kasih TUHAN selalu menghangatkan keintiman relasi yang kita miliki bersama para orang terkasih.