Salah satu indikator kualitas keamanan dapat diukur dari seberapa besar celah kemungkinan masuknya ancaman. Cara berpikir semacam ini sering digunakan untuk mengevaluasi kualitas keamanan dari setiap pihak yang merasa membutuhkannya, entah yang bersifat keamanan data personal, perusahaan, maupun negara termasuk dalam berbagai bentuk, entah konvensional maupun digital. Pada perusahaan-perusahaan berbasis internet misalnya, mereka biasa melakukan sayembara bagi para individu yang mampu menemukan celah keamanan pada sistem mereka. Hal ini sangat berpengaruh untuk meningkatkan kualitas keamanan perusahaan dalam mengembangkan daya pelayanannya.
Pada pengalaman iman pezamur, ia pun menyadari bahwa perlindungan yang Tuhan berikan baginya adalah maksimal dan tanpa cela. Tuhan diibaratkan penjaga yang tidak pernah membiarkan Diri-Nya terlelap. Hal ini merupakan bahasa simbol atas totalitas tindakan penjagaan dan pertolongan Tuhan. Totalitas keamanan yang Tuhan berikan itu pun dimaksudkan agar pemazmur tidak menjadi cemas atas kondisi dirinya yang juga berpengaruh terhadap rapuhnya kualitas diri dalam menjalani peran yang ia miliki.
Berdasarkan kesaksian pemazmur ini, kita pun dapat melihat bahwa totalitas keamanan yang Tuhan berikan tidaklah ditujukan agar kita menjadi bermalas-malasan di tengah rasa aman yang tinggi tersebut. Justru, kualitas keamanan yang Tuhan berikan semestinya membuat kita menjadi lebih berdaya dalam menjalani peran tanpa perlu diselimuti rasa khawatir maupun cemas akan berbagai ancaman. Penjagaan dari Tuhan berlaku di sepanjang waktu dan Ia akan memberikan perlindungan dalam berbagai bentuk. Semuanya Tuhan lakukan agar kita tetap optimal menjalani peran sebagai umat-Nya, tetap teguh dalam beriman kepada-Nya dan selalu mampu menjadi saksi kuasa-Nya.