Kuasa Tuhan adalah jalan keluar bagi setiap kondisi hidup dari seluruh umat yang berharap kepada-Nya. Kuasa Tuhan itulah satu-satunya harapan sejati yang tak pernah sekadar janji maupun citra belaka. Kuasa Tuhanlah yang memampukan umat-Nya untuk terus berjalan dengan penyertaan yang tiada berakhir. Kuasa Tuhan tidak akan sirna oleh waktu maupun kondisi sesuai dengan kekekalan kasih setia Tuhan.
Pemazmur sedang melakukan sebuah repetisi tentang kekekalan kasih setia Tuhan yang tidak pernah lekang oleh waktu. Pada kelima ayat ini, kasih setia Tuhan itu pun beriringan dengan penggambaran kuasa Tuhan yang tak terbendung. Kuasa Tuhan itulah yang memungkinkan hadirnya benda langit penguasa siang dan malam, yakni matahari dan bulan. Benda langit itu adalah misteri sekaligus bukti kemahakuasaan Tuhan yang tidak akan pernah mampu ditandingi oleh manusia. Kemahakuasaan Tuhan itulah yang juga telah terekam dalam pengalaman iman bangsa Israel, yakni pada saat mereka keluar dari cengkeraman tangan besi bangsa Mesir yang telah membelenggu kebebasan mereka. Namun, kekuasaan Mesir bukanlah tandingan oleh kemahakuasaan Tuhan dan Tuhan menghadirkan kemahakuasaan-Nya untuk menyelamatkan umat-Nya.
Sahabat Alkitab, penggambaran kemahakuasaan dan kasih setia Tuhan yang muncul pada kalimat ayat Mazmur ini tergolong unik. Pemazmur tidak sekadar menunjukkan kemahakuasaan Tuhan, melainkan juga menyandingkannya dengan kualitas kasih setia Tuhan yang selalu tersedia bagi umat-Nya. Kemahakuasaan Tuhan yang digambarkan oleh pemazmur tidak sekadar pencitraan melainkan sebagai sesuatu yang mewujud dalam pengalaman hidup umat-Nya. Artinya, kemahakuasaan Tuhan itu selalu tersedia untuk umat-Nya, bukan untuk meninggikan Diri-Nya sendiri. Bangsa Israel kuno telah memberikan kesaksian perihal kemahakuasaan Tuhan yang mewujud dalam kehidupan mereka sebagai bukti kasih setia Tuhan. Hal ini pun berlaku bagi kita. Jadi, alami dan pujilah Tuhan atas segala kemahakuasaan Tuhan yang selalu mewujud sebagai bentuk kasih setia-Nya.