Sahabat Alkitab, silakan anda menggunakan beberapa waktu sejenak untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Apakah anda pernah melakukan sesuatu tanpa mengetahui alasan tujuannya? Atau, mungkin saja anda pernah melakukan sesuatu hanya karena hal tersebut telah menjadi kebiasaan hingga anda sendiri tidak menyadari pada saat melakukannya? Apabila anda merasa sudah pernah mengalaminya, maka sudah saatnya untuk lebih peka terhadap kondisi diri agar tidak berlanjut kepada kondisi yang lebih serius yang bisa saja menimbulkan dampak buruk, entah bagi diri sendiri maupun orang lain.
Rasul Paulus mengawali perikop ini dengan sebuah pernyataan yang sangat lugas, yakni perihal tindakan inisiatif dari Kristus yang telah mengorbankan Diri-Nya untuk memerdekakan kita. Hal ini adalah nilai utama dari kemerdekaan hidup sebagai kunci dari iman pengikut Kristus. Tanpa menyadari dan memahami hal ini, sesungguhnya tanpa disadari setiap pengikut Kristus sudah mulai kehilangan jati dirinya. Kondisi inilah yang sedang terjadi pada jemaat di Galatia yang mengaku sebagai pengikut Kristus, namun justru kehilangan kesadaran dan pemahaman utama dari iman kepada Kristus itu sendiri. Itulah mengapa, Paulus berusaha mengkalibrasi iman jemaat di Galatia agar dapat merespons keselamatan yang telah Kristus berikan dengan tepat.
Sahabat Alkitab, iman yang merespons keselamatan Kristus adalah iman yang terus terarah kepada-Nya dan tidak kehilangan makna ikatan personal dengan-Nya. Sungguh disayangkan ketika seorang umat mengaku menjadi murid Kristus, namun justru bersikap formalistik seperti yang telah terjadi pada sebagian jemaat di Galatia. Alih-alih menjadi umat yang setia melalui beragam aksi keagamaan, mereka justru menjadi umat yang telah mengalihkan perhatian iman dari Kristus kepada sesuatu yang tidak esensial dalam hubungan iman itu sendiri. Oleh sebab itu, memerhatikan kedalaman pemaknaan iman dan hubungan antara kita dengan Kristus adalah upaya yang perlu terus mewujud dalam hidup keseharian kita sebagai umat Tuhan. Upaya ini tidak selayaknya berhenti pada satu titik tertentu yang kita anggap sudah cukup di hadapan Tuhan, melainkan perlu terus berjelanjutan selama hidup di dunia agar kita tidak kehilangan nilai iman kepada Kristus sebagai kunci dari nilai hidup sebagai umat Tuhan.