Paulus mengajarkan jemaat agar tidak melupakan peran orang yang telah berkontribusi terhadap pertumbuhan hidup mereka, entah secara individual maupun komunal. Pesan yang ia tuliskan pada ayat terakhir juga tidak dimaksudkan agar mereka melakukan kebaikan secara eksklusif. Pada saat Paulus menuliskan, “karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.” tidaklah bermaksud agar mereka hanya melakukan kebaikan kepada sesama anggota komunitas iman, tetapi ia ingin mengingatkan jemaat agar menaruh perhatian yang besar kepada sesama. Berdasarkan tulisan Paulus tersebut, ditambah tulisan-tulisan pada bagian sebelumnya, memang kondisi jemaat di Galatia rentan terhadap perpecahan. Itulah mengapa, tidak mengherankan jika Paulus menitikberatkan perhatian jemaat agar saling memperhatikan terlebih dahulu untuk kemudian dapat dibagikan kepada orang lain di luar komunitas mereka.
Secara spesifik, pengajaran Paulus agar jemaat saling mengasihi juga telah ia kaitkan sebagai bentuk respons iman yang mensyukuri karya pelayanan satu terhadap lainnya di hadapan Tuhan. Artinya, kebaikan yang kita lakukan tidak sebatas ungkapan kasih dalam semangat kemanusiaan, melainkan juga menjadi bagian dari wujud iman yang mensyukuri kasih Tuhan. Hal ini tercermin melalui cara kita memperlakukan sesama, termasuk dalam merespons kebaikan orang terhadap kita maupun melakukan kebaikan kepada orang yang masih memilih untuk merendahkan kita.