Nampaknya, si kepala batalion telah salah mengenali sosok Paulus yang ia kira sebagai tokoh pemberontakan di kota Yerusalem masa itu yang dilakukan oleh sebuah sindikat bernama sikari. Pemimpin pemberontakan tersebut juga telah melakukan penghasutan terhadap orang-orang Yahudi untuk ikut bersama dengan gerakannya dengan mendeklarasikan dirinya sebagai nabi yang akan membawa pembebasan. Namun, pada saat si kepala batalion itu mengetahui bahwa Paulus bukanlah si pemimpin pemberontakan, ia pun segera memberikan perlindungan bagi Paulus. Kebijaksaan si kepala batalion terlihat pada saat ia memberikan kesempatan bagi Paulus untuk menjelaskan tentang identitasnya dan kesempatan untuk berbicara kepada orang-orang Yahudi dengan perlindungan dari tindakan-tindakan persekusi. Inilah momen bagi Paulus untuk dapat memberikan keterangan dan penjelasan dengan efektif bagi para orang-orang Yahudi yang tidak memahami pekerjaan pelayanannya.
Sahabat Alkitab, perubahan sikap kepala batalion pada bacaan ini menjadi contoh tentang pentingngnya pengenalan yang objektif dan benar agar terhindar dari beragam kesalahan penilaian. Hal ini menjadi sangat penting untuk dimiliki oleh kita yang hidup di tengah era dimana khalayak ramai sangat mudah memberikan penilaian bahkan cenderung kepada penghakiman yang dapat berujung pada tindakan-tindakan merugikan, tanpa menggunakan pertimbangan-pertimbangan yang matang dan jelas. Alhasil, banyak orang mengambil sikap yang keliru akibat ketidakpahamannya terhadap seseorang atau sesuatu hal yang terjadi. Oleh sebab itu, sebagai umat TUHAN yang hidup dalam pimpinan Roh Kudus kita pun perlu membangun penilaian yang tidak asal agar terhindar dari sikap-sikap yang tidak bertanggung jawab. Ingatlah, kita perlu membangun pengetahuan dan pengenalan atas sesuatu atau seseorang terlebih dahulu, sebelum memberikan respons maupun penilaian terhadapnya. Hal ini diperlukan agar kita tidak kelewat batas merasa berhak memberikan penghakiman, padahal itu dilakukan dalam kekeliruan.