Salah satu kekeliruan yang dapat terjadi pada diri seorang beriman adalah menganggap bahwa iman adalah barang otomatis. Maksudnya, iman dapat bertumbuh dan berkembang dengan sendirinya tanpa ada upaya nyata dari si individu yang bersangkutan. Mungkin saja, ia menganggap bahwa iman akan menjadi otomatis mengingat hal itu merupakan anugerah dari TUHAN sehingga sudah selayaknya iman juga akan terus bertumbuh pada diri seorang umat TUHAN. Namun, apakah benar bahwa pertumbuhan iman dapat terjadi sesederhana itu?
Melalui tulisan ini Paulus justru menegaskan kepada jemaat di Filipi agar mengusahakan iman melalui kesediaan mereka untuk terus berjuang di tengah kehidupan. Ia pun menyadari bahwa tidak jarang jemaat harus mengalami ketidaknyamanan akibat iman yang sedang mereka pertahankan. Namun, inilah bagian dari perjuangan iman yang layak untuk dilakukan. Justru, melalui kesediaan dan sikap nyata untuk bertahan di tengah himpitan hidup dengan selalu mengusahakan pertumbuhan iman kepada Kristuslah seorang umat TUHAN sedang menegaskan komitmennya kepada TUHAN.
Nasihat dari Paulus ini telah memberikan penegasan kepada kita bahwa iman sangat perlu diperjuangkan. Kita tidak dapat menganggap bahwa iman kepada Kristus yang kita miliki merupakan sebuah peristiwa satu arah yang terjadi hanya satu kali. Maksudnya, seolah-olah kita hanya menjadi pihak yang pasif pada saat mendapatkan iman tersebut dan berhak membiarkan iman itu bertumbuh dengan sendirinya. Padahal, berdasarkan bacaan hari ini kita justru mendapati bahwa iman sangat perlu diperjuangkan oleh setiap individu yang memilikinya. Kita perlu terus mengupayakan agar iman dapat terus bertumbuh di tengah beragam himpitan dan tantangan selama kita hidup di dunia. Pertanyaannya adalah apakah kita bersedia melakukannya?