Pembuangan bangsa Israel ke Babel menjadi bentuk hukuman Allah atas ketidaksetiaan umat-Nya. Beragam peringatan Allah, termasuk yang disampaikan oleh nabi Yeremia, diabaikan oleh umat Israel. Namun, pada perikop ini sang nabi menyerukan bahwa hukuman akan segera berakhir. Nabi Yeremia, dengan menggunakan formula perjanjian, “Aku akan menjadi Allah segenap kaum Israel dan mereka akan menjadi umat-Ku” (bdk. Ayat 1), nabi Yeremia menggaungkan kembali kasih setia Allah kepada Israel. Seperti Allah telah menuntun Israel keluar dari perbudakan di Mesir, maka Ia juga yang akan membebaskan dan memulihkan kembali umat pilihan-Nya yang telah tercerai-berai tersebut. Allah akan membangun ulang Israel dan mengembalikan sukacita bagi mereka dengan kasih-Nya yang kekal. Sekalipun bangsa Israel sempat berpaling dari Allah, namun kasih-Nya tidak berubah. Ia menjamin masa depan yang cerah dan penuh sejahtera.
Sahabat Alkitab, perikop bacaan pada hari ini bukan hanya mengisahkan betapa dalam kasih Allah atas umat-Nya tetapi juga mendemonstrasikan hasrat cinta Allah yang besar terhadap manusia. Ia berinisiatif dan terus berupaya untuk membawa umat-Nya, termasuk kita, untuk masuk dalam hadirat-Nya serta merasakan kasih-Nya yang kekal tersebut. Oleh sebab itu, jika saat ini, kita sedang dirundung beragam penyesalan, maka datanglah segera kepada Allah sebab tangan-Nya telah terbuka menyambut kita. Ia akan memberi kelegaan dan ketenangan. Apabila saat ini kita sedang diliputi rasa tertolak, tidak dikasihi oleh keluarga, teman atau sesama manusia lainnya, maka marilah sambut Ia yang datang menghampiri dengan dekapan kasih-Nya yang kekal. Apabila saat ini kita sedang ditimpa beragam kemalangan disebabkan perbuatan salah sendiri, maka marilah tertunduk dan bertelut dalam kerendahan hati di hadapan Allah yang sedang menunggu kita. Ia akan mengampuni dan memulihkan hidup kita.