Allah senantiasa menyertai umat-Nya. Ia berpegang teguh pada janji-Nya dan tidak pernah berpaling dari ciptaan-Nya. Sayangnya kita lah yang sering melupakan karya dan cinta kasih Allah yang terbentang di sepanjang zaman. Dalam keterbatasan itulah, manusia perlu diingatkan kembali akan karya kasih Tuhan yang telah terjadi selama ini. Supaya kita beroleh penegasan bahwa Tuhan tidak pernah sekalipun meninggalkan kita dan kita dapat menjalani kehidupan seturut dengan kehendak-Nya.
Kali ini cara Tuhan mengingatkan kita melalui karya-Nya adalah melalui sang pemazmur. Mazmur 105 menjadi semacam kilas balik akan beragam karya Allah pada dunia dan bangsa Israel secara khusus. Pada bagian bacaan kita kali ini, pemazmur mengajak umat untuk mengingat kembali tulah-tulah yang telah ditimpakan Allah kepada Israel. Rujukan terhadap peristiwa tersebut menegaskan kuasa Allah atas kehidupan dan kehendak-Nya yang tidak dapat terbantahkan.
Semua itu dikerjakan Allah dalam rangka penyelamatan-Nya kepada bangsa Israel. Allah menuntun mereka keluar dari Mesir dalam kejayaan. Bahkan pemazmur menunjukkan betapa takutnya bangsa Mesir terhadap Israel dan Allah yang mereka sembah. Dalam perjalanan menuju tanah terjanji, Allah tidak pernah meninggalkan mereka. Awan menjadi tudung dan api dihadirkan-Nya untuk menerangi malam. Makan dan minum dicukupkan Tuhan lewat beragam cara. Allah mengerjakan hal tersebut karena Ia mengingat janji-Nya kepada Abraham. Dengan demikian umat Tuhan dapat tetap mengikuti ketetapan-Nya serta memegang segala pengajaran-Nya (ay. 45).
Bukankah hal itulah yang kita butuhkan dalam mengarungi zaman yang penuh dengan ketidakterdugaan? Pergumulan, badai, dan tantangan seharusnya dapat kita hadapi. Bukan karena kekuatan kita melainkan Allah yang hadir dan menyertai kita. Apabila keraguan akan pertolongan-Nya timbul, maka kita cukup mengingat kembali kasih serta penyertaan-Nya di sepanjang zaman. Keteguhan hati tersebut menghasilkan komitmen iman untuk berjalan dalam ketetapan Tuhan hingga kelak Ia memanggil kita kembali.
