Mengingat Kesalahan, Meretas Pemulihan

Renungan Harian | 21 Nov 2025

Mengingat Kesalahan, Meretas Pemulihan

Seruan untuk senantiasa mengingat sejarah seringkali bergaung dalam berbagai pidato tokoh-tokoh bangsa. Berbeda dengan jargon yang sering didengungkan tersebut, bangsa Indonesia ternyata adalah bangsa yang mudah lupa. Terutama pada peristiwa-peristiwa dan tragedi yang dipandang sebagai aib. Sejarah begitu mudahnya diputarbalikkan dan dikonstruksikan sesuai kepentingan serta nama baik penguasa. Maka dapat dipahami bila revisi sejarah nasional seolah menjadi prioritas seperti yang dicetuskan pemerintah beberapa waktu lalu. Akibatnya sejarah tidak dapat berfungsi dengan optimal sebagai rangkaian peristiwa yang dimaknai untuk dijadikan fondasi bagi harapan masa kini dan masa depan. 

 

Tindakan yang berbeda justru dipilih oleh bangsa Israel. Mereka memang bangsa yang tegar tengkuk dan seringkali membangkang pada Allah, tetapi kesalahan di masa lampau itu tidak berusaha dikubur dan disimpan rapat-rapat. Ketidaktaatan mereka diceritakan dan diabadikan dalam tulisan sebagai pengingat bagi generasi yang terus bergulir. Itulah yang ditunjukkan dalam bacaan kita kali ini. Berbeda dengan pasal 105 yang mengingat gerak cinta kasih Allah dalam sejarah, pasal 106 justru menunjukkan respons Israel yang bertolak belakang. 

 

Dengan tegas dituliskan dalam ayat 7, “Nenek moyang kami di Mesir tidak mengerti perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib, tidak mengingat betapa banyaknya kasih setia-Mu bahkan mereka memberontak di tepi laut, di tepi Laut Teberau.”  Pemberontakan leluhur Israel diakui, tidak ada upaya untuk memperhalusnya sama sekali! Allah menjangkau umat-nya dalam berbagai tindakan dan pertolongan, tetapi dengan segera bangsa Israel melupakan perbuatan-perbuatan-Nya. Arahan dan ketetapan Tuhan sama sekali tidak diindahkan. Maka dalam sebuah seruan pengharapan pemazmur mengajak semua orang untuk mengingat betapa berbahagianya orang yang berpegang pada hukum dan melakukan keadilan segala waktu, dengan demikian segala pemberontakan dan keburukan di masa lampau tidak terulang kembali. 


Sebagaimana negeri ini juga menyimpan tragedi dan sejarah kelam, bukankah masing-masing dari kita juga pernah berada dalam titik kekelaman dan kesalahan tertentu. Jika kita berani berkata bahwa “tidak ada manusia yang sempurna” untuk mencari argumentasi serta pembenaran atas kesalahan di masa kini, seharusnya kita juga berani untuk mengingat dan mengakui kesalahan yang terjadi di masa lampau. Sayangnya kita sering menganggap semuanya selesai tanpa betul-betul menyelesaikannya di hadapan Tuhan dan sesama. Memohon ampun atas dosa serta kesalahan kita kepada Tuhan juga sesama. Kita lebih sering memilih untuk “lupa” dan menganggap semuanya baik-baik saja. Menolak bertanggung jawab atas kesalahan yang kita perbuat. Padahal dari pertanggung jawaban tersebut lahir pengampunan Allah pemulihan, dan kesempatan untuk menjalani hidup seturut ketetapan-Nya.

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia