Apa respons anda jikalau seseorang yang baru saja anda tolong ternyata dengan mudahnya berubah sikap menjadi sombong? Bahkan, ternyata pada kemudian hari, ternyata dia tidak menganggap pertolongan yang anda lakukan? Lebih parahnya lagi, dia masih menganggap bahwa anda tidak berinisiatif untuk memberikan pertolongan ketika ia sedang mengalami kesulitan. Mungkin cukup banyak dari kita yang akan merasa jengkel, bahkan membayangkannya saja pun sudah cukup meresahkan hati.
Firman Tuhan pada hari ini pun menampilkan ungkapan syukur dari umat pasca pemilihan. Tuhan menunjukkan bahwa Dialah satu-satunya pihak yang dapat mengubah kehidupan, secara khusus dalam hal ini terkait kondisi hidup bangsa Israel. Pemulihan yang akan terjadi itu pun akan mengubah cara pandang dan sikap hidup bangsa Israel. Mereka yang tadinya merasa hidup tanpa harapan akan berubah menjadi manusia penuh semangat dan daya juang. Semuanya terjadi karena pekerjaan Tuhan yang membangun, memelihara dan memberikan kehidupan untuk mereka.
Sahabat Alkitab, firman Tuhan ini sudah menunjukkan bahwa secara ideal, seorang umat Tuhan yang mengalami pemulihan dari Tuhan dan menyadarinya akan menunjukkan respons yang penuh syukur. Layaknya respons bangsa Israel yang tadinya penuh keluh-kesah kemudian berubah menjadi penuh suka, begitu pula perubahan respons dari umat atas karya yang Tuhan lakukan dalam kehidupannya.
Kita pun tidak sedang diajarkan untuk bersikap pamrih terhadap Tuhan, melainkan untuk memupuk kesadaran diri untuk terus menyadari dan mensyukuri karya Tuhan. Persoalannya ungkapan syukur akan semakin sulit untuk ditampilkan oleh umat, jika tidak mampu menyadari bahwa Tuhanlah yang sedang berkarya dan mengubah hidup kita. Itulah mengapa, pesan firman Tuhan pada hari ini tidak sekadar menjadi janji bagi umat Israel untuk lepas dari pembuangan melainkan juga menjadi indikator cara hidup yang mestinya mereka tampilkan pasca pembuangan.
Jadi, apakah kita sudah menyadari karya Tuhan dan menunjukkan sikap hidup yang penuh syukur atau jangan-jangan, kita masih terlalu berkeras hati dengan terus berkeluh-kesah hingga sulit meraskaan pekerjaan kasih-Nya?