Setiap orang mendambakan kecukupan dan kesejahteraan dalam hidupnya. Itulah sebabnya orang orang rela menghabiskan waktunya untuk bekerja demi mencapai kondisi tersebut. Sebagai umat Tuhan tidak ada salahnya mendambakan hal tersebut, tetapi waspadalah jika kecukupan material justru menjadi satu-satunya tujuan kita yang bahkan menggerakkan seluruh hasrat kita.
Dalam karya pembebasan Tuhan kepada bangsa Yehuda, Ia mengerjakan penyelamatan secara utuh dan menyeluruh. Tidak hanya keluar dari tanah Babel, tetapi Allah menjamin kelangsungan hidup bangsa tersebut di masa mendatang. Pada ayat yang kita baca bahwa sumber daya yang dimiliki oleh bangsa-bangsa besar di sekitar Yehuda kelak akan menjadi milik mereka. Pada masa itu kemasyhuran sebuah bangsa akan membuat bangsa-bangsa lain turut memperhatikan Tuhan yang disembah oleh bangsa tersebut. Maka suatu saat, ketika Allah membuat bangsa Yehuda menjadi sejahtera, sesungguhnya di saat yang sama umat diundang untuk mewartakan kasih dan kebaikan Tuhan.
Selain itu tindakan penyelamatan Allah merupakan sebuah karya yang terjadi terus menerus kepada umat yang mengasihi dan menaati-Nya. Jadi bisa saja kita mengimajinasikan bahwa tindakan penyelamatan Allah adalah peristiwa yang terjadi di hidup sehari-hari, meskipun kecil dan sederhana tapi dampaknya sungguh luar biasa.
Sahabat Alkitab, marilah menyadari dan merefleksikan tindakan pemeliharaan Allah yang selalu terjadi dalam hidup kita. Dengan demikian kita menyadari bahwa segala yang kita punya termasuk harta benda kita merupakan milik-Nya. Jika harta adalah pemberian-Nya, maka yang harus lebih diutamakan adalah Ia yang memberi dan menyediakan segala sesuatu. Saat ini dunia kita dikuasai oleh cara hidup materialistis, waspadalah agar kita tidak terseret ke dalamnya dengan menganggap bahwa harta benda adalah segalanya dan yang paling utama dalam hidup.