Seringkali kita menganggap bahwa kehidupan yang kita jalani terjadi begitu saja, dan menjadi hak kita untuk menjalani. Padahal kehidupan ini merupakan anugerah dari Tuhan yang bisa direnggut kapan saja melalui kematian. Maka yang terpenting adalah bagaimana kita menghayati dan menjalani kehidupan yang dianugerahkan Allah.
Pemazmur menegur orang-orang yang menganggap bahwa hidup mereka penting karena kekayaan serta kuasa yang dimiliki, ia menegaskan bahwa apa yang mereka miliki tersebut, kekayaan dan kekuasaan bersifat sementara dan tidak dapat dibawa mati. Maka bagi orang yang memiliki kemelekatkan tinggi pada harta dan kekuasaan, mereka akan menemui kekecewaan. Cara pandang tersebut digambarkan pemazmur seperti domba yang digiring ke dalam dunia orang mati, yang digembalakan oleh maut. Kebinasaan sudah pasti menjadi akhir dalam hidup mereka. Sebaliknya umat yang mengandalkan Tuhan dan mengarahkan hati hanya kepadanya akan diselamatkan dan dibebaskan dari kebinasaan. Mereka tetap akan menemui kematian, tetapi dalam Tuhan kematian tersebut tidak membinasakan.
Sahabat Alkitab, marilah kita bersyukur bahwa melalui firman-Nya saat ini kita diingatkan untuk mengembalikan fokus hidup kita kepada Tuhan semata. Hidup kita teramat singkat, akan menjadi sebuah kesia-siaan jika kehidupan tersebut hanya diisi dengan pengejaran harta dan kuasa yang tidak akan pernah memuaskan jiwa kita. Oleh karena itu mari menyerahkan hidup kita seutuhnya kepada Allah.