Konsistensi dalam segala hal seringkali menjadi pembeda dalam keberhasilan hidup seseorang, termasuk dalam hal komitmen untuk meneladani Tuhan dan melakukan kehendak-Nya. Dalam hal ini kita sadar betul bahwa manusia penuh dengan keterbatasan. Berulang kali kita jatuh dalam dosa. Inilah yang Paulus maksudkan bahwa pada mulanya manusia hidup dalam kedagingannya, kesadaran bahwa kita telah menerima anugerah-Nya menjadi sesuatu yang penting agar hidup senantiasa berdasarkan anugerah serta tuntunan-Nya.
Rasul Paulus menegaskan bahwa apa yang tidak dapat dilakukan oleh hukum Taurat, telah dilakukan Allah melalui Anak-Nya, Yesus Kristus, sebagai pengganti kita. Hukum Taurat, meskipun baik, memiliki kelemahan karena manusia lemah oleh dosa. Hukum Taurat hanya mampu mendeteksi dosa, tetapi tidak dapat mengatasinya. Dosa hanya dapat dikalahkan melalui penebusan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus. Melalui kayu salib, ia menggantikan posisi kita, manusia yang berdosa. Padahal Yesus tidak berdosa, tetapi Ia diperlakukan sebagai orang berdosa agar kita dibenarkan. Inilah kasih karunia Allah. Melalui penebusan yang dilakukan oleh Kristus, kita tidak lagi hidup dalam hukuman dosa, melainkan menerima pembebasan oleh Roh Kudus.
Melalui penebusan tersebut manusia dimampukan untuk menjalani kehidupan yang baru, lepas dari segala dosa. Dahulu manusia hidup berdasarkan kedagingannya. Jalan hidup tersebut menuntun kepada kebinasaan. Keinginan daging adalah perseteruan kepada Allah dan menjalani kehidupan yang tidak berkenan kepada-Nya. Ketika manusia telah dibebaskan oleh Kristus, kehidupan yang lama ditinggalkan dan diganti dengan hidup yang berkenan kepada-Nya. Itulah maksud dari perkataan Paulus mengenai hidup menurut Roh. Pengendalian diri atas segala kedagingan kita menjadi penanda yang penting dari cara hidup tersebut. Setiap orang yang hidup dipimpin oleh Roh Kudus akan menjalani kehidupan sesuai kebenaran, hati dan pikirannya terarah kepada Tuhan.
Satu hal yang perlu kita sadari adalah hidup di dalam Roh tidaklah mudah. Terkadang ada orang-orang yang tidak menyadari ketika sedang mengikuti ‘keinginan daging’, mereka merasa tindakan yang dilakukan sudah cukup baik atau tidak merugikan orang lain. Sebenarnya perasaan tersebut dapat dikategorikan sebagai pembenaran yang kita lakukan atas dosa. Maka perlu hikmat dan ketertundukan pada tuntunan Roh-Nya untuk menghadapi kecenderungan kita yang rentan terhadap penggodaan. Libatkanlah Tuhan dalam perjuangan kita untuk lepas dari kedagingan.