Mungkin sebagian diantara kita pernah tergoda untuk mengukur makna hidup dari seberapa besar peran atau pengaruh yang kita miliki. Lihatlah gejala yang tampak dalam dunia kita sehari-hari. Orang-orang rela melakukan apapun demi tercapai hasratnya akan kuasa. Padahal diri kita adalah pribadi yang selalu bersifat relasional tidak pernah berdiri sendiri terpisah dari subyek lainnya. Semua orang punya peranan dalam kehidupan yang saling terkait satu sama lain dan relasi antara setiap orang tersebut justru tercipta paduan yang indah bagi kemuliaan nama Tuhan.
Kitab Ezra 2:43-54 akan mengingatkan kepada kita bahwa nilai sejati terletak pada kesetiaan hati, bukan pada besar kecilnya peran yang kita emban. Bayangkan sebuah orkestra yang megah. Tidak semua pemain memegang biola pertama atau memimpin simfoni, tetapi tanpa suara halus dari flute atau denting lembut triangle, keindahan musik itu tidak akan sempurna. Begitu pula para Nethinim, mereka bukan imam atau orang Lewi, tetapi mereka adalah para pelayan bait Allah yang setia. Kata Nethinim berasal dari akar kata Ibrani נָתַן (nathan), yang berarti "memberi" atau "mengkhususkan”. Hal ini menunjukkan bahwa mereka dipilih untuk tugas mulia meski sering tersembunyi dari sorotan.
Tugas para Nethinim beragam, dari pekerjaan fisik hingga administratif, untuk mendukung keberlangsungan ibadah di bait Allah. Beberapa dari mereka bahkan berasal dari latar belakang asing, mungkin keturunan bangsa yang ditaklukkan Daud atau bangsa Gibeon yang membuat perjanjian dengan Israel (Yosua 9:27). Meski bukan bagian dari garis keturunan Yahudi, mereka diterima sebagai umat Allah setelah menaati perjanjian, hal ini mencerminkan inklusivitas Allah yang membuka pintu bagi siapa saja yang bersedia melayani dan menaati firman-Nya.
Dari kisah ini kita dapat belajar bahwa setiap pelayanan yang dilakukan dengan tulus, apapun bentuknya, memiliki tempat yang istimewa di hati Allah. Oleh karenanya, marilah kita merenung sejenak, apakah tugas yang Allah percayakan kepada kita hari ini? Mungkin terlihat kecil atau tidak signifikan, tetapi dalam kerajaan-Nya, tidak ada tugas yang sia-sia. Seperti para pelayan bait Allah, mari kita melayani dengan hati yang dikhususkan untuk Allah, percaya bahwa kesetiaan kita adalah bagian dari melodi indah yang Dia ciptakan untuk dunia.