Seringkali manusia dibutakan oleh rasa ketenangan semu yang didasarkan pada hal-hal di luar dirinya. Kekuasaan dan harta benda adalah contoh dari hal tersebut. Kita lupa bahwa sejatinya keberadaan seseorang selalu bergantung dan terikat dengan Sang Pencipta. Artinya Tuhan sajalah yang berdaulat atas hidup seseorang. Kisah Ester 8:1-9 mengingatkan kepada kita bahwa Tuhan berdaulat atas segala sesuatu dan mampu membalikkan keadaan sesuai dengan rencana-Nya.
Haman, seorang pejabat tinggi di kerajaan Persia, dengan penuh kesombongan merancang kehancuran bangsa Yahudi. Ia merasa berkuasa dan tidak ada yang dapat menghalanginya. Namun, Tuhan memiliki rencana lain. Kejahatan yang dirancang Haman justru berbalik menimpanya sendiri. Ia dihukum mati, dan seluruh harta miliknya diberikan kepada Ester. Sementara itu, Mordekhai, yang dahulu hanya seorang pegawai biasa, kini diangkat menjadi orang kepercayaan raja. Ia bahkan menerima cincin meterai raja, sebuah simbol kekuasaan dan otoritas tertinggi.
Dari kisah ini, kita belajar bahwa hidup ini bukan hanya soal siapa yang paling kuat atau berkuasa, tetapi tentang siapa yang hidup dalam kebenaran dan berada di pihak Tuhan. Seperti Ester dan Mordekhai, mereka tetap setia, bersabar, dan bertindak dengan hikmat. Ester tidak serta-merta meminta pembatalan dekrit raja sejak awal. Ia mendekati raja dengan hati-hati, menunggu waktu yang tepat, dan bertindak dengan penuh kebijaksanaan. Allah menuntunnya dalam proses tersebut. Hal ini menjadi pelajaran penting bagi kita dalam menghadapi tantangan hidup. Kita harus belajar untuk tidak terburu-buru mengambil keputusan, tetapi dengan doa dan hikmat mencari jalan terbaik sesuai kehendak Tuhan.
Sahabat Alkitab, dari kisah ini kita belajar bahwa segala tindakan yang kita rencanakan sesungguhnya membutuhkan hikmat dan pertimbangan yang matang. Inilah keteladanan yang dapat kita petik dari Ester dan Mordekhai. Kita harus menimbang diantara berbagai pilihan tindakan, manakah yang membawa dampak yang baik. Pedoman ini merupakan bekal yang dapat menuntun kita dalam menghadapi masa-masa kelam yang terjadi dalam hidup kita. Hiduplah dengan iman dan percayalah bahwa Tuhan sanggup membalikkan keadaan sesuai dengan rencana-Nya yang indah.