Kejahatan dan kemalangan seringkali terjadi begitu saja, meskipun kita telah berbuat apa yang benar di hadapan-Nya. Biasanya hal tersebut menyangkut tindakan orang lain kepada kita. Mungkin itu fitnah atau penyebaran berita yang tidak benar terkait diri kita, ataupun tindakan-tindakan lainnya yang merugikan kita. Di tengah kemalangan itu, seorang beriman tahu betul bahwa hanya Tuhan yang menjadi tumpuan serta tempat untuk berlindung.
Mazmur 69 secara keseluruhan adalah mazmur yang mengekspresikan ratapan individu. Terkhusus pada pasal ini ratapan yang hendak disampaikan adalah penderitaan dan celaan yang ditanggung pemazmur. Hal tersebut terjadi padanya karena ia mencintai rumah-Nya, dimana Allah dapat ditemui. Sang pemazmur merindukan Allah senantiasa dalam seluruh keberadaannya. Ia terhimpit derita yang tidak terelakkan seperti orang yang hendak tenggelam dan airnya sudah sampai ke leher atau tenggelan ke dalam rawa yang dalam serta tidak ada tumpuan (ay. 2). Sedikit lagi ia akan kesulitan bernafas. Hanyut ditelan arus yang deras.
Meskipun demikian pemazmur terus berseru-seru kepada Allah (ay.4). Ia tahu bahwa Allah akan melindungi orang yang benar. Meskipun banyak orang-orang yang menginginkan kebinasaannya. Ia difitnah serta dipojokkan begitu rupa dengan menimpakan kesalahan yang tidak pernah dilakukannya. Pemazmur merasa bahwa sebuah kewajaran jika pada akhirnya ia meminta pertolongan kepada Allah karena tidak ada satupun kesalahan yang dilakukannya. Derita ini bahkan terjadi karena ia menjadi orang benar yang berupaya hidup kudus di hadapan-Nya.
Sahabat Alkitab, refleksi yang dapat kita ambil hari ini adalah kesetiaan dan keteguhan hati untuk tetap berharap kepada Allah meskipun derita serta tantangan datang dalam kehidupan kita. Rasa syukur kepada Allah menempatkan kita menjadi pribadi yang selalu terarah kepada kebenaran, itulah hakikat keberadaan kita. Meskipun untuk menuju kesana segala cela dan derita datang bertubi-tubi. Jangan sampai kita lengah dan tergoda untuk meninggalkan jalan-Nya serta memilih untuk hidup dalam kenyamanan duniawi.