Pasca pembebasan yang Tuhan lakukan atas bangsa Israel, mereka telah memasuki babak baru kehidupan. Bangsa Israel yang telah merdeka dari tangan besi Firaun itu pun telah mengalami pemenuhan janji berkat turun-temurun dari nenek moyang mereka, tepatnya sejak pembangunan janji perdana tercipta antara Tuhan dengan Abraham-Ishak-Yakub. Terdapat banyak aspek yang perlu mereka tinggalkan setelah mereka mengalami pembebasan tersebut, termasuk banyak hal baru yang perlu mereka terapkan sebagai bagian dari kehidupan dan identitas hidupnya sebagai umat Tuhan. Salah satu hal penting yang perlu mereka ingat dan maknai adalah mengenai tradisi pemberian hak sulung kepada Tuhan sebagai bentuk ungkapan syukur atas keselamatan dari maut pada saat Tuhan memusnahkan semua anak sulung Mesir.
Penetapan suku Lewi sebagai kelompok khusus untuk mengabdi pada kemah suci pun menjadi salah satu bagian penting dari pemenuhan tradisi ‘hak kesulungan’ tersebut. Tuhan pun telah menekankan secara jelas mengenai hal tersebut, yaitu bahwa suku Lewi menjadi semacam ‘pengganti’ dari semua anak sulung yang lahir di tengah keluarga orang Israel. Terdapat beberapa dampak positif dari pemilihan satu suku Lewi sekaligus sebagai abdi Tuhan yang berfokus di kemah suci ketimbang pemilihan masing-masing anak sulung dari setiap keluarga Israel untuk kemudian dikumpulkan dan mengabdi di kemah suci. Misalnya efisiensi regenerasi dan tetap terjaganya hubungan dari pada imam atau abdi di kemah suci tersebut. Itulah mengapa, penetapan suku Lewi tidak dapat serta-merta dipahami sebagai pemenuhan keputusan sepihak dari Tuhan melainkan juga bagi kebaikan orang Israel itu sendiri. Peran yang dimiliki suku Lewi tidak hanya untuk kepentingan kelompok mereka sendiri, melainkan bagi pemenuhan kepentingan seluruh orang Israel.
Sahabat Alkitab, kisah penetapan suku Lewi ini pun dapat kita maknai sebagai ajakan untuk menyadari bahwa peran yang kita miliki tidak hanya berdampak pada diri sendiri, melainkan juga bagi orang lain. Kita perlu menyadari bahwa tidak jarang tanggung jawab yang kita miliki dapat berdampak besar bagi orang lain yang ada di sekitar kita. Dengan kata lain, setiap pemenuhan tanggung jawab yang dilakukan secara sungguh-sungguh dapat menghadirkan dampak positif bagi orang banyak dan begitu pula sebaliknya. Kita memiliki potensi untuk menghasilkan dampak bagi orang lain. Pertanyaannya sekarang adalah apakah kita mau memberikan dampak baik atau buruk bagi mereka?