Jangan segan menerima di rumahmu orang-orang yang belum kalian kenal. Sebab dengan melakukan yang demikian, pernah orang, tanpa menyadarinya, telah menerima malaikat di rumahnya. (Ibr. 13:2, BIMK)
Samual menjamu Saul dengan sangat istimewa bak seorang raja. Ia menyediakan daging pilihan dari daging paha yang sudah disiapkan sebelumnya, itulah bagian yang diperuntukkan bagi para raja dan pembesar. Samuel juga memberikan tempat duduk yang terutama di hadapan seluruh orang yang hadir mungkin dengan maksud memberikan isyarat bagi banyak orang bahwa kelak Saul inilah yang akan menjadi raja di Israel. Samuel sekalipun tidak menyukai diangkatnya seorang raja untuk menggantikan pemerintahan Teokrasi, apalagi posisi raja juga akan mendegradasi kekuasaannya, namun tetap menyambut Saul dengan sangat baik.
Sahabat Alkitab, Samuel adalah contoh bagaimana menjadi seorang tuan rumah yang baik. Dengan tidak menaruh tendensi negatif, menerima dan menjamu orang yang baru dikenalnya dengan tangan yang terbuka dan kehangatan hati. Samuel tidak ingin berspekulasi atau berpikir terlalu jauh bahwa mungkin kelak Saul akan menjadi raja yang jahat, yang melanggar batas kewenangannya sebagai raja, yang akan membunuh para imam Tuhan, dan yang akan ditolak oleh Tuhan, baginya saat itu ia berhadapan dengan orang yang telah dipilih oleh Tuhan dan sebuah kewajiban sekaligus juga kehormatan memperlakukan Saul dengan baik. Dalam kehidupan kita, orang-orang akan datang dan pergi, namun bukan seberapa banyak orang yang datang kepada kita yang utama, melainkan seberapa banyak orang yang telah berjumpa dengan kita dan pergi dengan sukacita karena melihat wajah Kristus dalam kehidupan kita. Bukankah Tuhan mengajarkan kita demikian: "Perlakukanlah orang lain seperti kalian ingin diperlakukan oleh mereka..." (Mat. 7:12, BIMK).
Bagaimanapun, hukum tabur tuai tetap berlaku karena itu marilah kita menyambut semua orang dengan kebaikan hati agar kelak kita pun, bahkan sampai kepada anak cucu kita, di perlakukan demikian juga.
Salam Alkitab Untuk Semua