Paulus mengungkapkan alasan mengapa ia begitu bersyukur atas kehidupan jemaat Tesalonika. Respon mereka terhadap berita Injil yang Paulus beritakan disambut dengan sangat positif. Mereka tidak hanya menjadi pendengar yang baik saja, mereka telah menghidupi Injil itu dalam kehidupan keseharian mereka. Yang lebih mengesankan lagi karena mereka tetap memegang teguh iman mereka dan menjadi saksi atas berita Injil sekalipun saat itu mereka sedang dalam keadaan yang menderita oleh karena penindasan yang dilakukan orang-orang Yahudi yang iri hati. Berita tentang kehidupan mereka bahkan tersiar sampai ke seluruh wilayah Makedonia juga Akhaya dan daerah-daerah lainnya di mana Paulus pergi memberitakan Injil.
Sahabat Alkitab, begitu harumnya kesaksian hidup dari orang-orang yang menghidupi Injil Kristus dalam dirinya. Ke mana saja ia pergi pasti akan selalu meninggalkan jejak-jejak yang baik yang patut untuk diteladani dan membuat orang-orang menaruh rasa hormat terhadap mereka. Adakah itu terjadi juga dalam kehidupan kita? Memberitakan Injil harus selalu dilakukan dengan bahasa verbal dan melalui kesaksian hidup. Kedua hal itu sama sekali tidak boleh dipisahkan. Memberitakan Injil tanpa kesaksian hidup yang baik hanya akan menimbulkan penolakan. Melakukan kebaikan tanpa berita Injil juga hanya akan membuat orang mengenal dan kagum pada diri kita sendiri. Tetapi gabungan dari keduanya akan membawa orang-orang pada Kristus. Marilah mencontoh kehidupan jemaat di Tesalonika dengan menghidupi Injil itu dalam pikiran, perkataan, dan segala perbuatan kita.
Selamat Beribadah. Jadilah bukan hanya sebagai pendengar saja tetapi pelaku firman juga, kiranya Allah menolong kita untuk menampilkan gaya hidup Kristen di mana pun kita berada.
Salam Alkitab Untuk Semua