Ada beberapa orang jemaat yang terpengaruh dengan ajaran guru-guru palsu libertini dengan menganggap bahwa karena Kristus sudah menebus dosa maka mereka bebas untuk melakukan apa saja sesuai dengan keinginan hatinya. Karena itu Paulus menyoroti dua hal dalam bagian ini yaitu pertama tentang makanan dan kedua tentang percabulan. Dalam soal makanan, Paulus menegaskan kembali akan prinsip kemanfaatan dan pengendalian diri dari kebebasan Kristen dalam soal-soal makanan. Jadi tidak lagi berada pada legalistik haram dan halal menurut Taurat, melainkan apakah itu berguna bagi tubuh jasmaninya dan juga bagi jemaat sebagai tubuh Kristus. Kemudian akan percabulan, jelas sama sekali tidak berguna dan salah dalam pandangan Allah. Jika lapar "persoalan perut" dapat dipuaskan dengan makanan, tidak demikian dengan dorongan seksual. Dorongan seksual tidak boleh dipuaskan dengan percabulan, melainkan harus dilakukan pengendalian diri. Sebab Tubuh fisik manusia dibentuk oleh Tuhan bukan untuk dicemarkan dengan percabulan malainkan untuk dipersembahkan kepada-Nya sebagai persembahan yang kudus.
Sahabat Alkitab, kebebasan dan kemerdekaan Kristen adalah bebas dan merdeka dari perbudakan dosa di mana baik roh (jiwa) dan tubuh manusia secara total dipimpin oleh kehendak Allah. Jadi jika kita merasa bebas melakukan apa saja yang kita kehendaki tanpa menghormati Allah, mencemarkan tubuh Kristus (gereja, jemaat), tidak menghargai sesama, dan tidak menjaga tubuh kita sendiri, maka apa yang dianggap kebebasan itu adalah perbudakan yang paling nyata. Penguasaan (pengendalian) diri adalah salah satu bagian penting dari buah Roh. Siapa yang dapat mengendalikan dirinya (pikiran, kehendak, perasaan, hawa nafsu, tubuh) barulah dapat disebut sebagai orang yang bebas dan merdeka sepenuhnya. Tetapi siapa yang tidak dapat mengendalikan diri tehadap makanan dan seksualitas sudah kehilangan kebebasan dan kemerdekaannya. Nafsu makan dan Nafsu seksual adalah dua hal yang benar-benar dapat mengontorol seluruh kehidupan manusia, tidak hanya sebagai orang pribadi melainkan juga masyarakat serta bangsa dan negara.
Allah sudah memerdekakan kita, masakan kita mau kembali lagi diperbudak oleh dosa dan keinginan diri sendiri?
Salam Alkitab Untuk Semua