Praktek hidup berjemaat yang muncul pada bacaan Alkitab hari ini memang tergolong unik, terlebih lagi jika kita membandingkannya dengan kondisi berjemaat pada masa sekarang. Memang, kedua kondisi tersebut tidak dapat diseragamkan, dalam artian model hidup berjemaat pada perikop ini sepenuhnya diterapkan sebagai praktek hidup berjemaat di masa sekarang. Namun, cara hidup jemaat yang tergambar melalui Kis 4:32-37 memang berisikan teladan hidup berkomunitas yang sehat untuk diterapkan oleh seluruh umat Tuhan.
Hal mendasar yang perlu kita pahami dari cara hidup jemaat pada waktu itu adalah mereka mengalami ke-sehati-an dan ke-sejiwa-an. Artinya, tercipta ikatan yang kuat dalam relasi antar individu di antara mereka. Faktor itu pula yang mengikis egosentris setiap anggota jemaat sehingga dapat meminimalisir timbulnya konflik yang berpotensi memecah-belah kutuhan jemaat itu sendiri. Itulah mengapa, kita dapat melihat sebuah praktek yang begitu radikal, yakni ketika mereka bersedia untuk menjual harta milik pribadi demi memenuhi kebutuhan bersama. Melalui praktek tersebut jemaat pada masa itu sedang menunjukkan bahwa eksistensi mereka sebagai komunitas iman percaya atau murid-murid Kristus adalah lebih penting dibanding kenikmatan personal.
Praktek hidup jemaat pada perikop ini pun menjadi sebuah wujud dari iman yang berakar pada pengorbanan Kristus. Bagi mereka, iman kepada Kristus adalah yang terutama untuk dipertahankan dan, seperti yang juga sudah kita renungkan beberapa hari yang lalu, iman tersebut perlu dipelihara secara personal maupun komunal. Oleh sebab itu, jemaat menyadari bahwa menjaga kelangsungan hidup komunitas iman adalah sebuah kebutuhan demi kesehatan pertumbuhan iman setiap umat Tuhan. Salah satu cara yang sangat relevan dengan situasi hidup yang dialami oleh jemaat untuk mewujudkannya adalah dengan menjual segala harta milik demi memenuhi kebutuhan bersama. Cara ini pula menjadi sangat relevan dengan situasi hidup yang mereka hadapi demi menjaga keberlangsungan hidup komunitas iman.
Sahabat Alkitab, praktek hidup jemaat dalam Kis 4:32-37 telah memberikan kita sebuah bentuk pembelajaran tentang perlunya menjaga keutuhan hidup bergereja sebagai komunitas iman. Setelah kita menyadari tentang pentingnya nilai komunitas bagi pertumbuhan iman, sekarang kita pun diajak untuk membentuk komitmen dalam menjaga aserta mempertahankan keberlangsungan hidup bergereja sebagai wujud konkret perkumpulan umat Tuhan. Jangan sampai kita terlena dengan keegoisan hingga melupakan kesehatan hidup berkomunitas sebagai kumpulan orang percaya.