Si Pengkotbah merenungi hidup manusia yang penuh misteri dan kontradiksi. Banyak hal yang dapat diprediksi, tetapi hidup itu tetap saja penuh kejutan dan kebaruan. Lantas, apakah kita harus menyerah dan membiarkan hidup itu mengalir dan membawa kita kemana saja? Jawaban si Pengkotbah di perikop ini jelas: milikilah hikmat! Meski tidak menjamin dan memberi kepastian mutlak, hikmat tetap dapat menolong manusia.
Pertama, untuk membendung pengaruh kebodohan. Daya rusak kebodohan itu dashyat: sedikit saja kebodohan, dapat menghancurkan kehormatan dan martabat yang dibangun dengan hikmat. Lihat saja di sekitar kita: betapa mudahnya hoax dan fitnah membunuh karakter dan prestasi seseorang. Betapa mudahnya masyarakat, juga kaum beragama, percaya pada dusta dan kebohongan para pengajar sesat dan gadungan. Betapa mudahnya emosi massa terbakar hanya karena provokasi ucapan rasis dari orang-orang yang punya agenda dan kepentingan.
Kedua, hikmat perlu untuk meredam kemarahan. Pengkotbah berbicara tentang cara menghadapi pimpinan yang sedang marah. Ketenangan dan kesabaran orang berhikmat akan lebih bermanfaat untuk mencegah hal-hal yang lebih buruk. Dengan bersikap sabar dan tenang, orang berhikmat dapat meredakan kemarahan pemimpinnya. Tentu ini yang diharapkan, meski tidak selalu menjadi kenyataan.
Akan tetapi, sabar dan tenang tidak sama dengan menyerah. Si Pengkotbah tetap mengkrisiti penguasa yang salah mengelolah masyarakatnya: orang bodoh mendapat posisi tinggi, sedangkan orang terhormat di tempat rendah. Salah menempatkan orang akan berakibat fatal bagi kehidupan bersama. Tatanan sosial menjadi kacau dan tidak punya masa depan. Itulah kebodohan dalam menata lembaga dan hidup bersama. Hikmat diperlukan untuk mengurangi kebodohan seperti ini. Akan tetapi, si Pengkotbah tetap realistis. Hidup ini tetap penuh kejutan dan hal yang tidak dapat diperhitungkan. Ada banyak ketidakpastian bukan hanya dalam kehidupan bersama, tetapi juga dalam kehidupan pribadi seseorang. Hidup ini penuh resiko yang tidak terduga. Penggali lubang dapat sendiri jatuh ke dalamnya, tukang batu dan tukang kayu dapat melukai dirinya sendiri. Semua pekerjaan dan profesi pasti memiliki hasil dan resiko di luar ekspektasi. Hidup ini terlalu kaya untuk selalu diprediksi. Tentu saja dalam banyak hal hikmat dapat menolong kita, tetapi masih banyak hal dan kejadian dalam hidup ini yang tetap tak terduga dan tak dapat dijelaskan.
Salam Alkitab Untuk Semua.