Masih tentang doa. Pernahkah kita menjumpai seseorang yang kita kagumi dan melihat dia menunjukkan hormat kepada orang lain yang lebih tinggi kedudukannya? Tentu sebagian besar kita pernah. Kita memuja seseorang dan bertanya-tanya adakah orang lain yang telah menginspirasinya dalam hidup. Ada banyak orang besar yang hidupnya terbukti dipengaruhi oleh orang lain, baik itu sikap maupun pemikirannya.
Raja Daud sungguh-sungguh merupakan tokoh yang amat dipuja-puja. Namun, kita dapat melihat hidup Daud tidak lepas dari campur tangan Allah. Pada bagian awal bacaan kita telah memperlihatkan permulaan kehidupan Daud. Dahulu ia bukan siapa-siapa. Respons Daud, “Siapakah aku ini?” “Siapakah keluargaku?” (ayat 18) menyiratkan kerendahan Daud dan betapa besar kasih dan kemurahan Tuhan dalam hidupnya.
Dalam bacaan kita hari ini, lihatlah pula bagaimana Daud menyatakan pujian kepada Tuhan. Seakan-akan mengulangi apa yang disampaikan oleh Natan di ayat-ayat terdahulu, ia tertarik dengan hubungan antara Tuhan dan Israel umat-Nya. Kebesaran Tuhan terlihat melalui karya pembebasan kepada bangsa pilihan-Nya. Itulah yang membuat Israel istimewa, dan yang paling penting itulah bukti kebesaran Tuhan yang ia kenal.
Sahabat Alkitab,
Setiap doa yang kita panjatkan sering kali berupa sederet permintaan dan harapan. Memang demikianlah tipikal permohonan. Belajar dari doa Daud, kita mengamati model yang amat mengesankan. Doanya didasari atas kesaksian tentang kasih setia Allah dalam hidup umat-Nya. Pengakuan Daud menegaskan hal yang fundamental dalam relasi Allah dan manusia. Setiap harapan atau permintaan dirajut dalam hubungan yang personal dengan Allah, tetapi juga merupakan kesaksian tentang karya Tuhan dalam kehidupan yang melampaui keinginan atau harapan pribadi seseorang semata. Kesaksian tentang Allah yang memegang janji-Nya, itulah yang ditampilkan oleh Daud.
Salam Alkitab Untuk Semua