Kerajaan Yehuda terpaksa tunduk di bawah kekuasaan Nebukadnezar, Raja Babel. Peristiwa ini diyakini muncul pada tahun ketiga pemerintahan Yoyakim, tepatnya sekitar akhir abad ke-6 SM. Segala aset berharga kerajaan Yehuda pun menjadi rampasan hak milik kerajaan Babel, bukan hanya harta-benda tetapi juga seluruh kaum muda potensial bagi pembangunan dan pengembangan kerajaan. Pada kondisi inilah kita melihat awal mula kisah petualangan iman Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya sebagai orang-orang pilihan yang dipersiapkan secara khusus untuk bekerja dalam pemerintahan kerajaan Babilonia.
Apabila kita melihat kisah Daniel dan kawan-kawannya dengan perspektif bangsa terjajah, maka tentu akan memicu banyak kritik ketidakadilan dan sosial. Namun, dari perspektif pemberdayaan kita dapat menghasilkan nilai-nilai pengembangan diri. Salah satunya adalah mengenai kesempatan baru yang didapatkan oleh Daniel dkk, untuk mengembangkan diri mereka di tengah situasi, kondisi dan tempat yang baru. Sahabat Alkitab, kisah Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya pun dapat menjadi pengingat bagi setiap kita yang sedang menjalani hari perdana pada tahun yang baru ini.
Terpilihnya Daniel dkk, untuk mengikuti program kepegawaian kerajaan Babilonia merupakan sebuah cerminan karya penyelamatan dan penyertaan Allah yang melampaui segala situasi dan kondisi. Pembuangan kerajaan Yehuda ke Babel tidak menjadi penghalang kehadiran Allah kepada setiap orang yang mengingat dan melibatkan-Nya dalam hidup. Tahun yang baru berisikan berbagai tugas dan tanggung-jawab baru yang kiranya dapat dihadapi dengan perspektif pemberdayaan diri. Selamat menjalani hari perdana dari tahun yang baru sebagai peluang untuk mengalami pengembangan diri dalam penyertaan Allah.