Terdapat peribahasa yang menekankan sebuah kondisi kesia-siaan atas nasehat atau pengajaran yang didapatkan, yaitu ‘Masuk ke telinga kanan, keluar dari telinga kiri”. Artinya, setiap pernyataan dan pengajaran yang disampaikan tidak mengalami proses yang berarti yang menghasilkan perubahan atau dampak kepada diri tersebut. Namun, muncul pula pernyataan lanjutan yang mengganggap bahwa masih lebih baik ‘masuk telinga kiri, keluar telinga kanan’ dibanding ‘masuk telinga kiri, keluar telinga kiri pula’. Tentu saja, pernyataan terakhir ini menjadi sebuah satir terhadap kondisi kebebalan setiap individu yang tidak berproses terhadap banyaknya pengajaran atau nasehan yang ia terima.
Nampaknya, pengalaman beriman bangsa Israel kepada TUHAN lebih sering dipenuhi oleh konsep ‘masuk telinga kiri, keluar telinga kanan’, dimana setiap firman, perintah dan teguran dari TUHAN tidak diterima dengan baik oleh mereka. Itulah sebabnya, di dalam bagian pesan kenabian yang disampaikan oleh Yeremia terselip sebuah pernyataan hati dari TUHAN, “…sekalipun Aku berbicara kepadamu terus-menerus, dan kamu tidak mau menjawab, sekalipun Aku berseru kepadamu,”. Cukup jelaslah bahwa TUHAN mengalami kekecewaan atas penolakan yang diberikan oleh umat Israel. Padahal, firman TUHAN yang disampaikan idealnya selalu dan semestinya menghasilkan perubahan serta dampak yang membangun di segala sendi kehidupan. Hal ini pula yang berlaku bagi setiap kita sebagai umat TUHAN.
Sahabat Alkitab, teguran-teguran yang muncul dalam pesan kenabian Yeremia tidak berhenti pada ribuan tahun lalu. Pesan itu tidak berhenti berlaku dan berdampak pada kehidupan bangsa Israel kuno. Setiap nilai dan pesan kritis itu juga berlaku bagi setiap kita di masa sekarang. Apakah setiap firman yang kita dengar, entah itu melalui khutbah maupun pembacaan Alkitab secara personal telah benar-benar kita proses atau tidak? Apakah firman TUHAN itu sudah atau sedang berproses di dalam diri kita atau justru, kita masih terlalu bebal untuk mengalami proses didikan TUHAN tersebut? Kita selalu diajak untuk mengalami pertumbuhan dan proses pembentukan yang bersumber dari nilai-nilai kebenaran firman TUHAN.