Di tengah perkembangan media sosial yang semakin masif dan gemar digunakan oleh manusia, muncul sebuah fenomena sosial atau lebih tepatnya fenomena perilaku digital yang agak meresahkan, yakni ‘Social Justice Warrior’ atau SJW. SJW adalah penyebutan di kalangan warga internet kepada para individu yang cukup keras menyuarakan isu-isu sosial dan realitas terkait keberlangsungan alam. Secara ideal, semangat dan perjuangan untuk menyuarakan isu-isu sosial dan kenyataan hidup adalah hal yang sangat baik. Namun, permasalahan muncul ketika segala cuitan dan suara-suara perjuangan yang dihadirkan di ruang-ruang digital itu tidak beriringan dengan kenyataan yang ditampilkan dalam ruang konkret.
Ketidakselarasan semangat perjuangan isu-isu sosial dengan kenyataan hidup yang diciptakan juga menjadi salah satu fokus utama dalam kritik nabi Yeremia. Itulah mengapa pada ayat 3 kita melihat sebuah seruan tegas untuk memperbaiki kondisi sosial dan membenahi sistem kebenaran-keadilan di tengah lingkungan kerajaan Yehuda. Yeremia berkata, “Lakukanlah keadilan dan kebenaran, lepaskanlah dari tangan pemerasnya orang yang dirampas haknya, janganlah engkau menindas dan janganlah engkau memperlakukan orang asing, yatim dan jandda dengan keras, dan janganlah engkau menumpahkan darah orang yang tak bersalah di tempat ini!”. Dampak yang akan dihasilkan dari respons terhadap seruan itu pun sangat besar, entah ketika mereka menurutinya atau menolaknya. Intinya adalah TUHAN melalui Yeremia begitu menginginkan mereka untuk menciptakan kenyataan hidup yang benar dan adil serta menjawab permasalahan sosial secara nyata.
Sahabat Alkitab, kita dihadirkan di dunia ini bukan untuk menikmati kasih TUHAN secara eksklusif dengan egosentris. Justru, kita diutus untuk menjadi pelaku kasih TUHAN yang mewujud melalui berbagai tingkah-laku yang nyata, yang menjawab permasalahan-permasalahan di sekitar kita bukan sekadar berkoar tanpa aksi. Mulailah dengan berbagai tindakan yang paling mungkin untuk dilakukan terhadap kenyataan hidup di sekitar kita.