Tidak seperti syair-syair sebelumnya yang penuh dengan pengharapan dibalut kegirangan hati, pasal 137 justru menampilkan suasana hati yang kelam. Kita dapat merasakan, setidaknya sedikit dari kegundahan dan kegamangan yang dialami oleh pemazmur. Bahkan, tidak dapat dipungkiri terdapat susunan kata yang cukup kelam terkait permintaan dari si pemazmur seperti yang muncul pada ayat 9.
Syair ini merupakan karya sastra berdasarkan pengalaman iman bangsa Israel pasca pembuangan di Babel. Mereka yang telah terpaksa keluar meninggalkan rumah mereka pun memahami betul mengenai arti tanah sebagai rumah dan lokasi yang memberikan ikatan pengalaman beriman. Pada ayat 1-4 kita pun dapat merasakan luapan trauma dari pengalaman tersebut yang telah membuat mereka terluka sekaligus meningkatkan ikatan rasa dalam kehidupan beriman mereka.
Berdasarkan syair ini dengan seluruh luapan pengalaman dari umat Israel selama di pembuangan, kita menyadari bahwa ingatan adalah bahan baku untuk meningkatkan ikatan relasi iman antara kita dengan Tuhan. Umat Israel mungkin sedang mengalami kekalutan, kecemasan dan kegamangan selama di pembuangan, namun ingatan mereka atas pengalaman iman bersama Tuhan telah menjadi bahan baku untuk terus berelasi dengan-Nya. Mereka mungkin telah kehilangan sukacita selama berada di tengah pembuangan, namun pengalaman luka itu tidak lantas merenggut ingatan pengalaman beriman mereka bersama Tuhan.
Sahabat Alkitab, syair Mazmur ini mengajak setiap kita untuk terus mengolah ingatan atas pengalaman beriman sebagai bahan baku untuk menghasilkan relasi yang terus intim bersama Tuhan. Sebagai manusia yang penuh dengan ragam emosi, merasakan sedih dan sulit bersukacita di tengah pergumulan adalah hal yang wajar. Namun, kesaksian iman di dalam Mazmur ini telah menunjukkan kepada kita bahwa hal tersebut tidak serta-merta merenggut ingatan kita terhadap Tuhan. Justru, kita dapat menggunakan ingatan tersebut untuk menghadapi setiap masa luka penuh duka dengan tetap terhubung dengan Tuhan yang tidak pernah meninggalkan kita.
