Apakah anda pernah melakukan sesuatu yang memaksa anda untuk keluar dari zona nyaman? Atau, melakukan sesuatu yang menuntut anda untuk melakukan daya juang yang lebih besar dari biasanya hingga membuat anda ingin menyerah? Cobalah anda bayangkan, apa yang akan anda rasakan jika melakukan semua itu sembari bersungut-sungut? Apakah pekerjaan itu akan terasa ringan atau justru terasa semakin berat? Itulah mengapa muncul prinsip untuk melakukan sesuatu dengan hati yang gembira, sekalipun hal tersebut adalah sesuatu yang tidak mudah untuk dilakukan. Pada satu sisi, prinsip semacam ini mungkin terkesan klise dan muluk-muluk. Padahal, prinsip ini juga menunjukkan dampak besar dari perspektif manusia yang sangat mempengaruhi cara dan kemampuannya menghadapi sesuatu.
Pemazmur pun menghasilkan kesaksian imannya ini di tengah kondisi yang sedang dipenuhi kesesakan, bukan justru di tengah ketenangan. Alih-alih menyalahkan Tuhan atas kondisi sulit tersebut, pemazmur justru memilih untuk melatih kepekaan imannya dalam menyadari peran Tuhan yang memelihara dirinya. Sekalipun ia tidak sedang merasakan hidup yang serba nyaman, namun pemazmur tetap merasakan keamanan dari janji penyertaan Tuhan. Hal inilah yang memampukannya untuk terus bersyukur di tengah kesesakan.
Sahabat Alkitab, tindakan pemazmur yang menghasilkan syukur di tengah kesesakan telah menunjukkan kepada kita bahwa perspektif iman akan sangat memengaruhi cara dan daya kita menghadapi kenyataan. Ingatlah, bahwa iman yang dibangun dalam perspektif yang serba mengeluh akan terus terasa lemah dan sulit untuk berkembang, khususnya di tengah kondisi hidup yang sesak. Namun, iman yang dibangun dalam perspektif yang penuh syukur akan terus bertumbuh sekalipun himpitan pergumulan terus bermunculan.
Perlindungan Tuhan tidak pernah serba tanggung. Tuhan tidak pernah menyisakan pekerjaan damai sejahtera-Nya. Tuhan tidak pernah menahan sedikit pun upaya kasih-Nya dalam menghadirkan pertolongan. Tuhan tidak pernah membiarkan kita berjalan sendirian dengan penuh sesak di tengah ketakutan dan kecemasan. Tuhan bertindak hingga selesai, sejak awal hingga akhirnya, paling besar dan tanpa menyisakan sedikitpun bagian dari rancangan damai sejahtera-Nya. Kita hanya perlu berseru dalam kerendahan hati dan membuka diri untuk menerima bimbingan-Nya.