Mengeluh merupakan salah satu bentuk eskpresi dari manusia terkait satu atau lebih kondisi hidup yang dianggap tidaklah menyenangkan. Apakah hal itu adalah sebuah hal yang salah? Tentu saja mengeluh, apalagi jikalau sudah menjadi kebiasaan, akan membawa dampak buruk bagi setiap pribadi yang melakukannya. Alih-alih meluapkan perasaan kecewa, marah maupun tidak puas, mengeluh justru akan membentuk cara pandang yang pesimis dan mental yang lemah untuk berjuang menjalani proses hidup. Padahal, kehidupan kita sebagai manusia merupakan rangkaian momen yang membentuk proses pertumbuhan bagi setiap insan di dalamnya. Tidak ada sebuah hasil hidup yang didapatkan dalam sekejap mata dan tidak ada pendewasaan tanpa proses ‘jatuh-bangun’ yang melatih daya serta kokohnya kualitas seseorang.
Menjalani hidup beriman juga merupakan rangkaian proses pembentukan yang membutuhkan ketekunan dan cara pandang yang optimis demi terus mengalami peningkatan kualitas. Kemampuan seorang umat Tuhan untuk tetap tekun dan optimis itu pun didapatkan dalam sebuah kesadaran atas pengharapan yang nyata di dalam kasih Tuhan. Tentu saja, akan muncul banyak tantangan maupun godaan untuk meragukan pengharapan itu sendiri. Namun, inilah seni dari berpengharapan dalam relasi iman bersama Tuhan yang perlu dinikmati oleh setiap umat-Nya.
Pesan Paulus ini pun sudah cukup lugas menekankan kepada kita mengenai penantian dalam pengharapan sebagai umat Tuhan. Terdapat rangkaian proses perjuangan untuk menjalani hidup dengan optimis, meski situasi hidup acap kali terlalu sinis kepada kita. Maksudnya, beragam tekanan maupun gangguan kepada diri untuk keluar dari kenyamanan seringkali menjadi bagian dari kenyataan hidup sebagai umat Tuhan yang juga berpotensi menjadi penghambat pertumbuhan iman. Oleh sebab itu, kita perlu membangun perspektif yang penuh harap, bukan dalam kenangan maupun angan-angan, melainkan dalam kuasa penyelamatan dari Tuhan. Secara spesifik, kita tidak sedang berjuang menghadapi kenyataan hidup sendirian tetapi berjalan bersama Roh Tuhan yang memampukan dan selalu memperlengkapi iman, hati dan pikiran umat-Nya.