Tulisan Paulus ini telah menjadi curahan hati sekaligus kesaksiannya sebagai seorang pemberita injil. Ia tidak memungkiri bahwa pekabaran injil yang ia lakukan telah menempatkannya pada sebuah situasi yang tidak mengenakan, meski semua itu ia lakukan dengan tak kenal lelah maupun gentar dalam menghadapi beragam penolakan serta ancaman. Namun, tindakannya itulah yang telah membuat pekerjaan injil yang Paulus lakukan justru menjadi semakin efektif dan berdampak. Kondisi pemenjaraan yang Paulus alami justru membangkitkan daya juang dan semangat iman bagi banyak jemaat untuk menumbuhkembangkan iman mereka kepada Kristus Yesus. Paulus menegaskan bahwa semua itu ia lakukan dengan kasih, bukan dengan niatan lain. Namun, Paulus juga mengingatkan jemaat di Filipi bahwa ada sekelompok orang yang justru melakukan pekabaran injil dengan niatan bulus, bukan dengan kasih yang tulus entah kepada Kristus maupun kepada jemaat-Nya. Oleh sebab itu, jemaat pun perlu berhati-hati terhadap kehadiran para pemberita injil yang justru sedang berusaha menjadi benalu dengan menghisap keuntungan dari hidup para jemaat yang mereka tuju.
Kisah Paulus dan segala pekerjaan injil yang ia lakukan, secara khusus berdasarkan suratnya kepada jemaat di Filipi ini, telah menunjukkan bahwa sebuah karya iman yang dilakukan berdasarkan kasih yang tulus akan selalu menghadirkan dampak yang membangun orang banyak. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa pekerjaan injil yang semacam itu tidak sedikit harus dilakukan dengan susah-payah, bahkan tidak jarang terjadi dalam situasi yang sangat menekan bagi si pekerja. Namun, kesaksian Paulus ini kiranya cukup membangkitkan kesadaran dan daya juang iman bagi setiap umat-Nya untuk tidak kalah dengan keadaan dalam melakukan pekerjaan injil sebagai saksi Kristus. Kita perlu ingat bahwa apabila kita melakukannya dengan kasih yang tulus, maka akan selalu menghasilkan dampak yang membangun meski kita harus mengupayakannya di tengah situasi yang begitu tidak nyaman.