Jemaat di kota Roma yang sedang bergumul membutuhkan penguatan iman untuk menolong mereka menghadapi semua kenyataan tersebut. Paulus pun melakukannya dengan memberikan pemahaman yang mengubah cara pandang dalam menerima kenyataan hidup yang pahit tersebut agar iman dapat terus bertumbuh di dalam Tuhan. Melalui pengajaran tersebut, Paulus ingin menekankan kepada jemaat bahwa segala bentuk pergumulan yang mereka alami pada saat itu tidaklah menjadi indikator dari keterpisahan antara mereka dengan Tuhan. Pergumulan tersebut juga tidak menjadi tanda bahwa mereka tidak lagi dikasihi oleh Tuhan. Kemudian, tidak ada satu kuasa besar apa pun di bumi ini yang sanggup menghentikan atau mengganggu curahan kasih Allah yang besar bagi umat-Nya.
Sahabat Alkitab, segala bentuk ketidaknyamanan yang muncul dalam kehidupan ini tidak akan pernah merusak kelekatan hubungan antara Tuhan dengan kita. Entah itu kecemasan, ketakutan, kebingungan, masalah dan pergumulan lain yang kita alami tidak akan sanggup memisahkan Tuhan dengan kita. Namun, sungguh disayangkan jikalau ada umat yang justru menganggap pergumulan yang dialami sebagai indikator keberjarakan ia dengan Tuhan. Memang benar, pergumulan dan tekanan yang datang bertubi-tubi, yang dirasa tak kunjung usai dapat mengaburkan pandangan iman dan mengikis rasa dalam relasi antara kita dengan Tuhan. Segala ketidaknyamanan tersebut dapat membuat kita meragu atas kehadiran dan peran Tuhan dalam kehidupan kita, hingga akhirnya kita justru berkesimpulan bahwa kita sudah terpisah dari-Nya. Namun, permenungan firman pada hari ini telah mengingatkan kita bahwa tidak ada faktor, kuasa, kondisi dan sosok apa pun yang dapat memisahkan kita dari ikatan kasih Tuhan. Meski demikian, apakah kita percaya akan hal tersebut? Dan, apakah kita masih mau untuk terus berada dalam ikatan dengan Allah meski hidup terasa tidak nyaman?