“Susah melihat orang senang, dan senang melihat orang susah” merupakan sebuah pernyataan yang marak ditemukan sebagai kenyataan hidup bersosial, meski memiliki nilai moral yang sangat rendah. Maklum saja, prinsip hidup ‘susah-senang sama-sama’ memang terdengar merdu dan manis untuk diresapi, namun pahit untuk dilakukan. Pasalnya tidak banyak orang yang bersedia untuk menanggung duka bersama dan sedikit pula yang bersedia berbagi suka bagi sesama. Justru, kecenderungan yang paling mudah dilakukan adalah berbagi duka bagi sesama, namun menahan suka dari sesama. Lantas bagaimana firman Tuhan mengajarkan kita terkait masalah sosial tersebut?
Tulisan dari Paulus ini telah menjadi dasar pembelajaran dan pembentukan sikap iman yang sangat penting bagi kita untuk menghasilkan model hidup yang setara dan penuh solidaritas. Paulus telah dengan sangat lugas menuliskan agar, “Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!” Wejangan ini merupakan panduan praktis bagi jemaat untuk menghasilkan iklim berkomunitas yang sehat dan konstruktif. Melalui kesediaan untuk saling berbagi rasa, entah suka maupun duka, sesungguhnya umat sedang membangun sebuah komunitas dengan fondasi ikatan relasi yang kuat. Kesediaan dari masing-masing anggota untuk saling merasakan hidup satu sama lain merupakan pengikat hubungan yang penuh solidaritas, yakni bahwa mereka tidak hanya memikirkan diri sendiri melainkan juga memberi kepedulian bagi sesamanya. Bahkan, pada saat umat mampu mengejawantahkan konsep hidup yang demikian, sesungguhnya mereka juga telah melatih pertumbuhan iman yang ideal kepada Allah.
Sahabat Alkitab, wejangan dari Paulus ini tentu sangatlah relevan untuk kita wujudkan dalam berbagai ruang komunitas yang kita miliki, tidak hanya di tengah kehidupan bergereja, melainkan juga dalam kehidupan berkeluarga, dan di tengah berbagai ruang kehidupan kita yang lain. Kita perlu menyadari bahwa kesediaan untuk saling merasakan kondisi hidup satu sama lain merupakan faktor yang menentukan terciptanya ikatan relasi yang penuh solidaritas yang juga berdampak pada terbentuknya komunitas yang sehat dan saling melindungi.