Hidup yang dijalani oleh manusia senantiasa berada dalam serangkaian pilihan yang terbentang dihadapannya. Kita diundang untuk selalu membuat pilihan-pilihan atas hidup yang hendak kita jalani. Sebagai umat beriman, pilihan tersebut harus diselaraskan dengan maksud serta kehendak Tuhan. Namun sayangnya proses pengambilan keputusan tersebut seringkali menjadi kabur. Disilaukan oleh berbagai tawaran makna semu dari dunia modern yang membungkus tawaran tersebut dengan kekuasaan, jabatan, hingga kekayaan.
Pada bacaan kali ini pemazmur mengingat kita akan makna sesungguhnya akan hidup dalam naungan-Nya. Tuhan adalah sang penebus dan pembebas yang menawarkan makna hidup sejati kepada orang yang bergantung kepada-Nya dan hidup berlandaskan firman Tuhan. Menurut pemazmur, ada dua jenis kondisi yang dialami oleh manusia. Kondisi pertama digambarkannya sebagai orang yang tersesat di padang gurun (ay. 4-9). Gambaran ini mewakili manusia yang kehilangan arah hidup, kehampaan rohani dan kekeringan batin. Bukankah terkadang hal itulah yang mewarnai kehidupan kita di dunia modern ini? Dimana makna sejati sulit untuk dicapai, terbutakan tawaran lain yang semu dan menyesatkan. Satu-satunya yang dapat menyelamatkan adalah berseru kepada Tuhan dengan sepenuh hati dan meletakkan seluruh keberadaan kita dalam relasi dengan-Nya.
Sementara itu kondisi kedua yang dialami oleh manusia adalah mereka yang berdiam dalam gelap dan kelam. Seperti orang yang terpenjara dan terbelenggu dalam kondisi yang menyiksa. Mereka adalah orang-orang yang memberontak kepada Allah. Menista nasihat yang diberikan-Nya. Maka kesusahan datang menimpa mereka. Namun kesusahan itupun akan sirna saat seruan minta tolong dipanjatkan kepada Tuhan.
Dua kondisi di atas seringkali memang kita alami. Terombang-ambing dalam kegelisahan eksistensial yang mendalam atau terpuruk karena keputusan salah yang kita ambil dalam hidup. Meskipun situasinya berbeda tetapi jalan keluarnya sama. Meminta tolong, berseru kepada Tuhan, serta mengandalkan Dia dengan sepenuh hati adalah cara kita untuk kita menambatkan sauh jiwa pada keberadaan-Nya yang kekal serta penuh kasih.

























