Sebuah teguran memang cenderung menimbulkan ketidaknyamanan pada diri si penerima. Seseorang yang menjadi target teguran biasanya merasa terganggu akibat teguran atau kritikan yang ia dapatkan. Apalagi, jikalau si penerima teguran tidak memiliki kerendahan hati yang akan semakin membuat ia memilih untuk menolak teguran tersebut tanpa mempertimbangkan esensi yang terkandung dari teguran itu sendiri. Padahal, teguran yang sedang disampaikan bisa saja memiliki nilai-nilai yang penting untuk menunjang dirinya mengalami pertumbuhan sebagai pribadi yang lebih baik atau meningkatkan kualitas pekerjaan maupun peran yang ia miliki.
Penolakan terhadap teguran juga muncul dalam diri raja Zedekia. Itulah mengapa, nabi Yeremia berada dalam kurungan sebagai hasil mandat dari sang raja yang tidak bisa menerima teguran kenabian dari Yeremia. Padahal, teguran yang diberikan Yeremia memiliki banyak pesan dan nilai penting untuk diperhatikan olehnya karena seluruh teguran itu berasal langsung dari Tuhan. Zedekia pun telah dikuasi oleh kedegilan dan kekerasan hati yang membuatnya memilih untuk menolak pesan kritik dari Yeremia.
Sahabat Alkitab, menerima sebuah teguran memang bukanlah perkara mudah. Namun, renungan firman Tuhan hari ini telah menuntun pada sebuah nilai pembelajaran bahwa kita perlu membuka diri dan membangun kebesaran hati dalam menerima berbagai saran maupun pesan-pesan kritik. Pada awalnya, kritikan itu mungkin terasa begitu menyakitkan. Namun, apabila kita berusaha untuk menggumulinya dalam kerendahan hati, maka peluang untuk menjadi pribadi yang semakin bertumbuh pun akan tersedia untuk kita. Lagi pula, kesediaan untuk menerima kritikan juga menjadi sangat relevan dengan kehidupan beriman sebagai umat Tuhan. Pasalnya, seorang umat yang tidak bersedia menerima teguran atas kualitas imannya akan cenderung mengalami stagnasi dalam relasi bersama Tuhan.