Janganlah Khawatir

Renungan Harian | 21 Desember 2024

Janganlah Khawatir

Perasaan khawatir mungkin telah menjadi bagian dari dinamika perasaan kita sehari-hari. Kita khawatir akan kondisi lalu lintas yang padat sehingga membuat telah, kekhawatiran yang timbul karena berkurangnya konsumen kita, hingga kepada kekhawatiran mengenai kecukupan gaji kita untuk menopang kehidupan sampai akhir bulan. Sampai batas tertentu mungkin perasaan khawatir itu adalah sebuah kewajaran, tetapi jika sampai berlebihan dan menguasai hidup kita tentulah perasaan tersebut dapat menjadi penghalang bagi produktivitas kita. Apalagi jika sampai kekhawatiran yang kita rasakan menghalangi mata batin kita untuk melihat penyelenggaraan ilahi yang tidak pernah berkesudahan dalam kehidupan kita. 

 

Nasihat untuk tidak khawatir pada perikop ini harus dibaca dalam bingkai tantangan Yesus pada ayat sebelumnya untuk memilih tuan dalam hidup kita yakni Allah atau Mamon. Pilihan yang diambil harus dijalani dengan totalitas. Jika memilih Allah maka kita diundang untuk mempercayai-Nya dengan sepenuh hati dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk saat bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Jalanilah kehidupan dan bekerjalah tanpa dikuasai oleh kecemasan. Masyarakat pada saat itu mayoritas bekerja pada sektor agraris. Dalam mengupayakan tanah yang bisa dikerjakan adalah mengupayakan tanah sebaik-baiknya karena ada banyak faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh manusia. Tidak ubahnya hidup kita di masa modern ini. Berupayalah sebaik mungkin dalam segala sesuatu dan pasrahkan diri pada kehendak-Nya. Maka Ia mengundang umat-Nya untuk mengarahkan diri pada Kerajaan-Nya atau perwujudan kehendak-Nya di bumi ini. Itulah yang menjadi fokus hidup kita. 

 

Tuhan Yesus kemudian mengajak kita untuk berfleksi atas penyelenggaraan ilahi yang terjadi dalam semesta. Burung yang tidak bekerja tetapi Tuhan sediakan makanan. Bunga bakung di ladang yang waktu hidupnya sangat sebentar pun dihias Allah dengan begitu indahnya bahkan jika dibandingkan dengan Raja Salomo beserta segala kemegahannya. Analogi tersebut rupanya merujuk kepada soal kebutuhan hidup pokok sehari-hari yang memang diupayakan setiap orang. Dengan demikian segala sesuatu disediakan-Nya kepada orang yang dengan setia mengikut Tuhan dan mewujudnyatakan kehendak-Nya dalam hidup sehari-hari. Pada akhirnya itulah yang bisa kita lakukan karena kekhawatiran tidak menghasilkan apa-apa dalam hidup. Sehasta saja tidak bertambah dalam jalan kehidupan kita karena kekhawatiran yang menguasai kita. 

 

Maka marilah kita mengandalkan Allah dalam hidup kita sehari-hari. Sesekali merasa khawatir mungkin baik, tetapi jika hidup kita dikuasai kecemasan hal tersebut harus kita waspadai, Alih-alih berfokus pada kekhawatiran yang belum tentu terjadi, maka arahkan fokus hidup kita pada perwujudnyataan kehendak-Nya. Tuhanlah yang memiliki hidup kita maka segala sesuatu akan dicukupkan bagi setiap orang yang sungguh-sungguh menyembah-Nya.

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia