Seorang arsitek yang membangun rumah yang kokoh tidak hanya memikirkan desainnya, tetapi juga memastikan bahwa pondasinya kuat agar dapat bertahan lama. Demikian pula, dalam kehidupan rohani, sebuah komunitas iman tidak hanya dibangun oleh satu generasi saja, tetapi perlu diwariskan kepada generasi berikutnya agar tetap bertumbuh dan tidak kehilangan arah.
Nehemia 7:16-33 mencatat daftar nama-nama yang kembali dari pembuangan, menunjukkan bahwa pembangunan tembok bukan hanya tentang struktur fisik, tetapi juga tentang membangun kembali identitas umat Allah. Nama-nama yang disebutkan merepresentasikan generasi yang dipanggil untuk melanjutkan warisan iman. Daftar nama ini menunjukkan bahwa setiap individu memiliki tempat dalam sejarah umat Tuhan. Mereka bukan sekadar ‘orang-orang yang kembali,’ tetapi pribadi-pribadi yang memiliki peran dalam pemulihan Yerusalem. Mereka yang kembali dari pembuangan bukan hanya penonton yang menikmati hasil kerja Nehemia, melainkan pribadi-pribadi yang terlibat dalam restorasi kota dan komunitas iman.
Perlu diingat bahwa mereka yang kembali dari pembuangan bisa jadi harus meninggalkan kemapanan yang selama ini telah dirintis. Kehidupan dalam pembuangan menurut catatan sejarah berbeda dengan pemenjaraan. Orang-orang yang dibuang ini boleh berkarya dan bekerja untuk menghidupi keluarganya. Sehingga dapat kita ambil kesimpulan bahwa mereka yang kembali ini merupakan segelintir orang Yahudi yang masih mengingat janji Allah mengenai kepulangan mereka ke tanah leluhur. Mereka memilih untuk berjalan dalam iman, memasuki misteri dan beragam ketidakpastian, karena meyakini penyertaan Allah.
Sahabat Alkitab, mari mengingat persekutuan, komunitas iman atau gereja tempat kita bertumbuh. Di dalamnya pasti terdapat kisah-kisah dan karya pendahulu yang merintis berdirinya gereja kita. Sudah sepantasnya bila kita mengingat mereka dengan penuh rasa syukur serta menghargai segala jasa, pengorbanan, dan cinta yang dicurahkan dalam iman sehingga terwujudlah persekutuan seperti sekarang ini. Pada saat yang sama kita pun diundang untuk merenungkan dengan sungguh warisan seperti apakah yang akan kita teruskan kepada generasi penerus dari persekutuan gereja kita.