Mungkin saja, ada orang yang menganggap bahwa pertumbuhan iman hanya dapat ia alami di ruang-ruang ibadah maupun kegiatan-kegiatan yang berhubungan langsung dengan kegiatan gereja, entah itu paduan suara, pendalaman Alkitab, persekutuan doa dan lain sebagainya. Itu semua memang menjadi cara yang baik, namun pertumbuhan iman juga dapat terjadi melalui cara-cara lain yang bahkan tidak pernah kita duga.
TUHAN memberikan cara yang begitu menarik dalam mendidik umat Israel. Di tengah pengembaraan di padang gurun, sebagai proses pembentukan mental, karakter dan iman mereka, TUHAN sedang ‘membuka mata’ umat Israel mengenai peran TUHAN. Bahkan, perjalanan mereka yang melewati wilayah orang Moab dan orang Amon pun telah menjadi cara dari TUHAN untuk menunjukkan kepada mereka mengenai kuasa dan peran TUHAN bagi bangsa-bangsa tersebut. TUHAN telah berulang kali menegaskan bahwa orang Moab dan orang Amon dapat hidup di tanah itu karena peran TUHAN semata. Melalui pemaparan ini, umat Israel tidak hanya sedang mendapatkan edukasi sejarah tetapi juga mengalami didikan iman agar mereka memiliki cara pandang yang benar tentang TUHAN dan mereka memiliki keteguhan komitmen berjalan bersama TUHAN. Itulah mengapa, segala penjelasan tentang peran TUHAN bagi orang Moab dan orang Amon pun dilanjutkan dengan pernyataan janji bagi orang Israel, bahwa seluruh bangsa akan menjadi segan dan takut kepada mereka. Itu semua bukan karena kekuatan orang Israel, melainkan hanya karena peran kuasa TUHAN bagi mereka.
Sahabat Alkitab, TUHAN dapat memberikan pengajaran dan pendidikan iman melalui berbagai cara, termasuk melalui kehadiran orang lain di sekitar kita. Beragam kisah hidup dari orang lain dapat menjadi sebuah pengalaman iman yang turut membentuk pondasi cara pandang dan sikap kehidupan beriman kita kepada TUHAN. Itulah mengapa, kita perlu memiliki kepekaan dalam merasakan dan memandang keberadaan berbagai pihak maupun kehadiran beragam peristiwa hidup yang dapat kita temui. Persoalannya, seringkali perhatian kita luput dari berbagai peristiwa maupun pengalaman orang lain yang kita anggap tidak memiliki hubungan langsung dengan kita. Padahal, melalui hal tersebut kita bisa saja mengalami pertumbuhan iman sebagai bentuk didikan yang TUHAN berikan bagi kita.