Banyak dari para ahli tafsir kitab yang mengaitkan Kis. 2:1-13 dengan Kejadian 10-11 perihal tercerai-berainya manusia ke dalam berbagai bangsa yang ‘terpisahkan’ oleh bahasa. Mereka mengaitkan kedua kisah tersebut karena kemunculan pola yang serupa meski berbeda peran. Apabila pada Kejadian 11 manusia yang awalnya satu kesatuan mencoba untuk menggapai surga (langit) justru tercerai-berai, maka pada Kis.2 manusia yang datang dalam kepelbagaian itu justru dipersatukan dalam satu bahasa Roh Kudus. Inilah pekerjaan Ilahi yang tampil melalui diri para murid Kristus. Peristiwa Pentakosta ini sekaligus menjadi penggenapan atas perintah yang diberikan oleh Tuhan Yesus kepada para muridnya seperti yang terekam dalam injil Lukas 24:47,”dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yersualem.”
Pencurahan Roh Kudus yang diterima oleh para murid ditambah dengan fenomena universalitas yang dialami oleh orang-orang yang multikultur pada perikop ini pun menjadi bukti penggenapan segala perkataan Tuhan Yesus. Meski demikian, seperti yang tertulis pada ayat 13, tetap saja muncul orang-orang yang masih berusaha untuk menolak maupun menyangkal kuasa karya Tuhan. Terlepas dari hal itu, peristiwa Pentakosta merupakan penggenapan yang dinantikan oleh para murid. Peristiwa ini pula yang menjadi semacam ‘garis mulai’ petualangan karya pelayanan murid-murid Kristus untuk memberitakan injil yang dimampukan karena hadirnya Roh Kudus. Kuasa itu yang mempersatukan banyak pihak yang telah menembus berbagai batasan yang ada di dalamnya.
Sahabat Alkitab, keberadaan setiap umat TUHAN selalu menjadi momen-momen perwujudan kuasa Roh Kudus. Kita memang tidak dapat memaksakan setiap karya yang umat TUHAN lakukan harus selalu diterima oleh setiap orang yang ada. Bahkan, sejak awal peristiwa Pentakosta terjadi pun sudah muncul penolakan-penolakan semacam itu. Namun, tetap saja hal tersebut tidak lantas mengikis Roh Kudus yang sedang berkarya melalui kehadiran para murid. Justru, kita dapat melihat bagaimana TUHAN sedang menepati janji-Nya dan mengerjakan karya misi melalui diri para umat percaya. Kita hanya perlu membuka diri untuk menerima Roh Kudus dan bersedia untuk mengerjakan karya pelayanan-Nya tanpa syarat.
