Kematian seorang yang dianggap sebagai Mesias di atas kayu salib laksana seorang penjahat memang adalah berita kebodohan bagi orang-orang pada masa itu, khususnya bagi orang Yahudi yang mempercayai bahwa Mesias adalah raja yang akan datang sebagai seorang penakluk untuk membebaskan dari jajahan Romawi lalu mendirikan kembali kerajaan Daud. Orang Yunani pun menganggap kebangkitan tubuh adalah suatu kebodohan dan Yesus dipandang sama sekali tidak memiliki keperkasaan dan kuasa layaknya dewa-dewi dalam mitologi Yunani, dan tidak mungkin seorang yang baik di salibkan. Bagi orang Yahudi maupun Yunani, berita Injil sama sekali tidak masuk dalam akal pikiran mereka. Namun bagi Paulus dan orang-orang yang diselamatkan, berita itu adalah kekuatan dan hikmat Allah.
Sahabat Alkitab, apa yang Allah pikirkan jauh berbeda dengan apa yang manusia pikirkan, begitu pun dengan tawaran yang Ia berikan sangat bertolak belakang dengan tawaran dunia. Apakah kita manusia sehingga kita merasa dapat menggapai Allah dengan hkmat-Nya yang begitu luas melebihi semesta dan begitu dalam melebihi dasar bumi. Otak kita terlalu kecil untuk mengerti Allah dan hikmat-Nya secara penuh. Allah hanya dapat kita mengerti sejauh mana Dia berkenan menyatakan diri-Nya. Jika ada yang dapat mengenal Allah sepenuhnya dengan pengetahuannya maka "Allah" yang ia kenal bukanlah Allah melainkan dirinya sendirilah itu yang ia "Allah-kan" atau itu adalah suatu ilah yang jauh lebih kecil dari pada Allah. Pengenalan kita akan Allah selama kita masih berada dalam dunia ini tidak akan pernah mencapai kesempurnaan, nantilah saat kita sudah bertemu dengan muka dengan Dia, pengenalan kita akan Dia menjadi sempurna (lih. 1 Kor. 13:12).
Allah telah menyatakan diri-Nya dengan cukup untuk kita kenal melalui firman-Nya yang tertulis (alkitab) dan melalui Anak-Nya, Yesus Kristus, Firman Hidup. Membaca firman-Nya dan mempercayai Anak-Nya membuat kita dapat mengenal Allah semakin hari semakin menuju kesempurnaan.
Salam Alkitab Untuk Semua