Kunjungan sebelumnya yang diwarnai dengan suasana gaduh dan konflik membuat Paulus berpikir ulang untuk datang mengunjungi jemaat Korintus lagi ataukah menundanya. Konflik yang disebabkan oleh orang-orang yang menyangsikan kerasulannya itu, tidak dapat disangkal membuat kebingungan dalam jemaat. Hal itu juga telah membuat Paulus berada dalam dilema dan tekanan emosional karena kesedihan. Sukacita Paulus adalah ketika jemaat yang ia pertobatkan dan bangun itu juga bersukacita, sebaliknya jika mereka bersedih oleh karena Paulus maka tidak ada lagi yang dapat membuatnya bersukacita. Ungkapan itu telah menunjukkan betapa ia sangat mengasihi jemaat yang penuh dengan persoalan pelik ini.
Sahabat Alkitab, salah satu wujud kasih adalah memberi kebahagiaan, sebaliknya apabila yang terjadi adalah kesedihan yang terus menerus berarti tidak ada kasih di dalamnya. Hanya orang yang mengasihi yang sanggup menghadirkan kebahagiaan ke dalam hidup orang yang dikasihinya. Allah memberikan sukacita dan kebahagiaan yang sejati kepada kita yang dikasihi-Nya. Sesuatu yang tidak dapat diambil oleh dunia dan kekacauan yang terjadi di dalamnya. Hanya sekali dukacita itu datang, yaitu saat kita berduka atas dosa-dosa yang telah kita buat, dan setelah pertobatan itu, sukacita Kristus datang memenuhi hidup kita. Sekarang, apakah kehadiran kita dalam hidup orang lain telah membawa sukacita bagi mereka? Ataukah hanya kesedihan yang kita ciptakan bagi mereka? Seperti halnya Paulus, marilah kita berpikir dna berperasaan lebih dalam lagi untuk melihat makna kehadiran kita bagi mereka di sekitar kita.
Kristus membawa sukacita, sudah selayaknya, anak-anak-Nya juga menghadirkan sukacita dalam hidup sesama.
Salam Alkitab Untuk Semua