Bacaan kita hari ini bercerita tentang penderitaan dan kesedihan yang dialami abang-abangnya Yusuf selama di Mesir. Saat bertemu Gubernur Mesir, mereka disangkakan sebagai mata-mata dan dituduh sebagai orang yang tidak jujur. Akibatnya mereka dibui selama tiga hari. Pembelaannya mengarah atas kejahatan lama yang disembunyikan. Dan akhirnya salah satu saudara mereka dijadikan jaminan untuk membawa adik bungsunya ke Mesir. Mereka sadar semua pengalaman yang menyedihkan ini harus diceritakan kepada Yakub, ayahnya, karena kalau tidak mereka akan mati kelaparan kehabisan gandum. Mau tidak mau mereka harus menceritakan semua kesedihan dan penderitaan yang dialaminya ini.
Sahabat Alkitab, apa yang terjadi dengan saudara-saudara Yusuf? Dalam kacamata manusia, kepergiannya ke Mesir membawa masalah baru. Namun dalam pandangan Allah, justru kepergian mereka ke Mesir adalah merupakan titik balik dalam hidup mereka. Di Mesir mereka tidak saja menderita dan sedih, tetapi juga sedang berproses menuju kehidupan yang lebih baik. Spencer W. Kimball, dalam bukunya: The Teachings of Spencer W. Kimball, menyebutkan bahwa “Penyesalan dan kesedihan mendalam harus terjadi sebelum pertobatan…Penderitaan adalah bagian yang sangat penting dari pertobatan. Seorang belum mulai bertobat sebelum dia menderita dengan sangat hebat atas dosa-dosanya.” Jika boleh meminjam pendapatnya Spencer W. Kimball, maka abang-abang Yusuf sedang berproses menuju pertobatan. Ini merupakan bentuk kemurahan dan kebaikan Allah.
Sahabat Alkitab, seringkali kepekaan kita juga kurang terasah saat tangan Tuhan bekerja dalam setiap persoalan kita. Masalah dan persoalan dilihatnya sebagai penghalang semata. Kita tidak sabar dalam melewati semuanya. Padahal saat itu kita sedang diproses Allah untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Salam Alkitab Untuk Semua.