Teks yang baru saja kita baca mengantarkan kita pada tindakan teknis yang dilakukan oleh Tuhan Yesus dengan melibatkan para murid. Pertama-tama ia meminta tiap orang duduk secara berkelompok. Ada yang terdiri dari 50 orang dalam satu kelompok, ada juga kelompok yang lebih besar yaitu berisi 100 orang dalam satu kelompok. Mungkin maksud pengaturan duduk berkelompok ini untuk memudahkan saat membagikan makanan. Baru setelah semua orang berada dalam posisinya, Ia mengambil lima roti dan dua ikan, mengucap berkat, memecah-mecahkan roti lalu memberikan kepada para murid untuk dibagi-bagikan. Dikatakan bahwa semua orang yang hadir makan dengan kenyang, bahkan masih ada kelebihan berupa potongan-potongan roti dan ikan yang dikumpulkan sebanyak 12 bakul. Potongan-potongan roti tersebut bukan remah-remah, melainkan potongan yang tidak dimakan orang. Luar biasa karya Tuhan mengingat bahwa yang ikut makan bersama saat itu ada lima ribu orang laki-laki, artinya jumlahnya bisa lebih banyak jika mencakup perempuan dan anak-anak.
Sahabat Alkitab, Tuhan Yesus mengambil inisiatif dan mengajak para murid terlibat dalam rencana dan karyaNya. Hingga saat inipun, tindakan ini masih terjadi pada kehidupan orang-orang percaya. Keterlibatan kita dalam karya-Nya melalui kerja serta pelayanan kita bukan berarti segala sesuatu kita pasrahkan kepada-Nya sehingga kita menjadi pasif. Ada strategi juga pemikiran matang yang perlu kita persiapkan sebelum kita bekerja dan melayani-Nya dengan melibatkan Tuhan, sebagaimana kisah pada saat ini yang juga menunjukkan strategi dan perhitungan matang Tuhan Yesus saat hendak memberi makan lima ribu orang.