Pondasi yang Kokoh

Renungan Harian | 13 Januari 2025

Pondasi yang Kokoh

Pondasi yang kokoh sangat dibutuhkan saat membangun rumah, apabila seseorang menginginkan bangunan tersebut menjadi bangunan yang kuat dan tahan lama. Demikian halnya sebuah persekutuan orang percaya membutuhkan sebuah dasar yang kuat agar dapat senantiasa bertahan dan berbuah lebat. Pondasi yang dibutuhkan adalah keterarahan mutlak kepada Allah Sang Pencipta dan tumbuh berdasarkan ketaatan kepada-Nya. Sayangnya banyak persekutuan atau mungkin juga gereja seringkali menjalani hidup persekutuannya tidak lagi berdasarkan hal tersebut. Kita terdistraksi dengan banyak hal yang membuat penyembahan kepada-Nya menjadi semakin terpinggirkan. Semoga refleksi kita kali ini dapat mengingatkan kita kembali akan dasar yang kokoh dan mengikat kita dalam kasih-Nya. 

 

Orang-orang Yahudi yang baru pulang dari Babel itu sangat merindukan kestabilan dan ketenangan hidup. Tegak berdirinya rumah Tuhan yang proses pembangunannya berliku tersebut menjadi penanda awal akan pulihnya kehidupan mereka. Ibadah terselenggara kembali dalam tempat tersebut. Menjadi penanda akan harapan yang bersemai setelah sekian lamanya. Tepat pada waktunya mereka akhirnya merayakan hari raya besar yang Tuhan perintahkan sendiri untuk dilakukan yakni Paskah dan hari Raya Roti tidak beragi. Keduanya adalah hari raya besar yang harus dirayakan setiap Tahun sebagaimana tercatat dalam Ulangan 16:1-17. Keduanya mengingatkan pada pembebasan dari perbudakan di tanah Mesir yang Tuhan hadirkan pada leluhur bangsa Israel. Anak domba Paskah dikurbankan dan disantap bersama-sama menjadi pengingat akan kebaikan Tuhan yang pada masa paska pembuangan kembali dialami oleh umat. Mereka terbebas dari pembuangan dan dapat beribadah di rumah Tuhan. 

 

Fase berikutnya adalah penceritaan mengenai kembalinya Ezra ke tanah terjanji. Ia digambarkan dalam Ulangan 7:6 sebagai seorang ahli kitab yang mahir dalam Taurat Musa yang diberikan TUHAN. Kedatangannya diiring dengan sebagian orang Israel yang lain, imam, orang Lewi, penjaga pintu gerbang, dan pelayan di Bait Allah. Penjelasan tambahan ini menggambarkan rencana bertahap untuk memulihkan kehidupan keagamaan yang berpusatkan pada rumat Tuhan yang baru didirikan tersebut. Ezra dan para imam datang menegakkan dan menanamkan Taurat Tuhan dalam hati sanubari umat, untuk selanjutnya diresapi dalam hidup sehari-hari. Kehidupan keagamaan kembali pulih berlandaskan pada tegaknya Taurat Tuhan di tengah-tengah umat. 

 

Kerinduan yang mendalam akan Taurat Tuhan dan hidup keagamaan yang berpusat pada kehendak-Nya, semoga senantiasa menjiwai persekutuan gerejawi kita masing-masing. Seringkali gereja atau persekutuan kita penuh sekali dengan berbagai kegiatan, tetapi pada sisi yang lain kita lupa memaknai kegiatan-kegiatan itu dalam terang firman Tuhan. Jika itu yang terjadi maka kehidupan dan persekutuan gerejawi kita tidak ubahnya komunitas atau perkumpulan lain di luar gereja. Ingatlah kebaikan Tuhan dan tempatkanlah Ia sebagai dasar dari seluruh gerak persekutuan kita. Sebagaimana orang-orang Yahudi dalam cerita di atas yang kembali mengingat kasih serta kebaikan Tuhan dan merayakan penyertaan-Nya itu dalam ketertundukan pada ketetapan Tuhan.

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia